Home > Nasional

Mari Bertemu Bung Hatta, Tegakkan Kembali Karakter Bangsa

Karakter adalah fondasi moral dan etis yang memandu cara manusia berpikir, merasa, dan bertindak.
Dok. Mas Imam Nawawi
Dok. Mas Imam Nawawi

TOPNEWS62.COM, JAKARTA Menjelang tidur malam, Jumat (5/9/2025), saya membuka sebuah buku lama yang terasa begitu segar: Keteladanan Bung Hatta karya M. Sayuti Dt. Rajo Pangulu. Setiap lembarannya terasa relevan dengan kondisi negeri ini hari-hari ini, khususnya menyangkut para pejabat yang, sayangnya, kerap terlihat jauh dari nurani dan prinsip moral.

Bung Hatta berpesan bahwa dalam hidup, kita harus terus mengasah sikap dan mengasah jiwa. Dua hal inilah yang menjadi dasar agar manusia dapat tumbuh jujur. Menurut beliau, kejujuran adalah jalan selamat dari cara hidup yang semrawut—alias ngawur.

Kini, “ngawur” itu kerap tampak dalam kebijakan publik. Pajak dipungut dengan berbagai alasan, namun hasilnya sebagian justru dinikmati dengan aneka fasilitas dan tunjangan para pejabat, bukan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Kadang saya membayangkan, andai Bung Hatta hadir dan berpidato di hadapan para pejabat kita hari ini, mungkin lebih banyak air mata yang jatuh daripada tepuk tangan yang terdengar.

Bung Hatta Tekankan Pentingnya Karakter

Bagi Bung Hatta, menjadi manusia merdeka sejatinya berarti menyadari bagaimana keberadaan kita bermanfaat bagi bangsa. Itulah sebabnya, karakter selalu ia tekankan dalam hidup dan perjuangannya.

Dalam buku tersebut terdapat satu ungkapan Bung Hatta yang menurut saya amat penting untuk diingat, terutama oleh mereka yang mendapat amanah sebagai pejabat negara, agar tidak kehilangan arah dan tujuan:

“Orang bisa cerdas dan pintar sekali. Tetapi kalau tidak disertai karakter yang baik dan luhur, maka percuma.”

Mengingat Lagi Makna Karakter

Karakter adalah fondasi moral dan etis yang memandu cara manusia berpikir, merasa, dan bertindak. Dalam konteks Maulid Nabi Muhammad SAW, karakter erat kaitannya dengan kejujuran, kesungguhan dalam bekerja, dan kekuatan untuk menata kehidupan umat manusia.

Kalau diibaratkan dunia komputer, kecerdasan dan kepintaran adalah perangkat lunaknya (software), sementara karakter adalah sistem operasi (operating system) yang menopangnya. Tanpa sistem operasi yang kuat dan stabil, perangkat lunak secanggih apa pun tidak akan berjalan optimal.

Itulah pesan Bung Hatta: karakter adalah sesuatu yang mahal, sekaligus mutlak.

Namun, sayangnya, inilah yang kini terasa luntur di banyak pejabat. Maka tak mengherankan bila ketimpangan, ketidakadilan, dan kepura-puraan kerap menghiasi wajah republik ini.

Kita perlu berubah, selama napas masih diberikan. Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki wajah bangsa ini.*

Mas Imam Nawawi

× Image