Home > Travel dan Haji

Bahagia Berhaji, Rusmiati dan Ngadnan Menyempurnakan Ibadah di Usia Senja

Di tengah keramaian Padang Arafah, senyum tak pernah lepas dari wajah Rusmiati
Dok.kemenag
Dok.kemenag

TOPNEWS62.COM, Makassar - Di tengah keramaian Padang Arafah, senyum tak pernah lepas dari wajah Rusmiati. Di usianya yang hampir mencapai 80 tahun, semangatnya tetap berkobar. Ia merasa sangat bersyukur, setelah menunggu selama 12 tahun, mimpinya untuk berhaji akhirnya tercapai.

"Saya sangat bahagia, bisa berada di Padang Arafah setelah menunggu begitu lama. Kami menikmati setiap proses dalam menyempurnakan agama ini," ujar Rusmiati (79) seusai prosesi wukuf di Arafah, Sabtu (15/6/2024).

Rusmiati bercerita bahwa ia dan suaminya, Ngadnan, telah menabung sedikit demi sedikit dari hasil bertani dan gaji suami ketika masih bekerja. "Kami berdua sangat ingin berhaji. Haji adalah proses penyempurnaan agama dan mendekatkan diri kepada Allah," ungkap nenek dari lima anak, 14 cucu, dan sembilan cicit ini.

Pada tahun 2017, Rusmiati dan Ngadnan sempat diajak anak sulungnya untuk umrah. Namun, mereka merasa belum lengkap sebelum menunaikan ibadah haji dan berwukuf di Arafah. "Semoga kami diberi kesehatan dan kelancaran dalam menjalankan seluruh rangkaian ibadah haji ini," harapnya.

Setelah mengucapkan permisi, Rusmiati bergegas menemui suaminya yang menunggu di salah satu sudut tenda jemaah embarkasi Jawa Tengah. Tak lama kemudian, ia kembali duduk bersama suaminya. Ketika ditanya mengenai hubungan mereka, Ngadnan menjawab dengan tawa, "Ya, sayanglah. Kalau tidak sayang, tidak mungkin punya anak banyak," ujarnya sambil terkekeh.

"Yang penting, selalu libatkan Allah dalam segala urusan kita. Hanya Allah yang kita punya, termasuk dalam menjaga keharmonisan rumah tangga," kata Rusmiati. Ia menambahkan bahwa sebagai perempuan, penting untuk selalu mendoakan pasangan, anak, cucu, dan keluarga. "Setiap malam, setelah tidur, bangunlah untuk salat Tahajud dan doakan semua. Kemudian, berpuasalah sunnah pada Senin dan Kamis," lanjutnya.

Ngadnan, suami Rusmiati, ikut berbagi cerita. Ia mengisahkan pengalamannya saat umrah pada tahun 2017 dan haji tahun ini. "Waktu umrah 2017, saya masih bisa tawaf dan sai sendiri tanpa kursi roda. Namun, sekarang saya tidak bisa lagi karena beberapa tahun terakhir menderita diabetes dan kolesterol. Jadi, saya sering bergantung pada istri," jelas Ngadnan (83).

"Tetapi, bagaimanapun kondisinya, saya sangat bersyukur Allah memberikan umur panjang dan kesempatan untuk berhaji. Akhirnya, kami bisa sampai di Arafah," katanya sambil tersenyum dengan mata berkaca-kaca.

Ngadnan mengaku tidak lagi memiliki keinginan duniawi untuk dirinya sendiri. Semua doa yang dipanjatkannya di Tanah Suci ini ditujukan untuk anak, cucu, cicit, serta tetangga dan kerabat yang selalu mendukung dan mendoakan mereka sejak sebelum keberangkatan hingga kepulangan nanti.

Pasangan suami istri ini belum bisa mengirim foto dan pesan kepada anak-anak mereka di Indonesia. Setelah dibantu oleh tim MCH dengan berbagi jaringan internet, mereka akhirnya berhasil mengirim foto dan pesan suara kepada grup keluarga.

"Anak cucuku sekalian, Bapak dan Ibu sekarang sedang menjalankan ibadah puncak haji. Mohon doanya agar kami selalu sehat dan diridai Allah menjadi haji mabrur," demikian pesan Ngadnan kepada keluarganya.

× Image