Home > Nasional

Kemendukbangga dan Kemensos Sinergikan Data untuk Tingkatkan Kesejahteraan

kolaborasi dalam integrasi data dan program kesejahteraan
Dok. BKKBN
Dok. BKKBN

TOPNEW62.COM, Jakarta – Dalam upaya memperkuat sinergi antarkementerian, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji, dan Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, menyepakati kolaborasi dalam integrasi data dan program kesejahteraan. Langkah ini diambil berdasarkan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk menciptakan "Satu Data" yang terintegrasi di seluruh kementerian dan lembaga.

“Kami bersama-sama sebagai wali data. Jika kami bertanggung jawab pada data kesejahteraan sosial, maka Kemendukbangga fokus pada data kependudukan dan pembangunan keluarga. Sinergi ini sangat penting,” ujar Saifullah.

Presiden Prabowo meminta agar setiap kementerian menghilangkan ego sektoral dan mendukung satu sama lain demi efektifnya pelayanan kepada masyarakat. Dengan demikian, data dari Kementerian Sosial dan Kemendukbangga akan dikonsolidasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di bawah pengawasan Bappenas, sebelum diserahkan kembali kepada masing-masing kementerian.

Kolaborasi Program Antarkementerian

Berbagai program yang memiliki kesamaan sasaran akan dikoordinasikan secara efektif oleh kedua kementerian ini. Mendukbangga, Wihaji, mengapresiasi keterbukaan Mensos Saifullah untuk bekerja sama di tingkat teknis antara direktorat jenderal dan deputi, guna mempercepat implementasi program.

Kemendukbangga saat ini mengelola data 73 juta keluarga secara detail, mencakup karakteristik kependudukan, kesejahteraan, kondisi hunian, dan lainnya yang telah disinkronkan dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dari Dukcapil Kemendagri. Data ini sangat relevan untuk disinergikan dengan data kesejahteraan sosial di Kemensos.

"Kami berharap data Keluarga Risiko Stunting (KRS) yang kami miliki bisa menjadi dasar penerima bantuan sosial di Kemensos. Sehingga kolaborasi ini bisa berjalan efektif dan membantu keluarga yang membutuhkan,” jelas Wihaji. Sesuai dengan Perpres No. 72/2021, Kemendukbangga bertugas mempercepat penurunan stunting dengan data terintegrasi bersama DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) milik Kemensos.

Dari Pendataan Keluarga 2023, terdapat sekitar 8,6 juta KRS, di mana 40,8% berada dalam status kesejahteraan rendah. KRS ini mencakup keluarga berisiko tinggi, seperti pasangan usia subur, ibu hamil, dan balita, yang dapat diikutsertakan dalam Program Keluarga Harapan (PKH) yang dijalankan Kemensos.

Dok. BKKBN
Dok. BKKBN

Sinergi Program Perlindungan Sepanjang Hayat

PKH yang dijalankan Kemensos berfokus pada perlindungan sosial sepanjang hayat, menyasar kelompok rentan mulai dari ibu hamil, anak usia dini, hingga lansia dan disabilitas. Sinergi dengan Kemendukbangga bertujuan agar indeks pembangunan keluarga, indeks kemandirian ekonomi, serta pemberdayaan lansia dapat meningkat secara komprehensif.

Gus Ipul, sapaan akrab Mensos Saifullah, menekankan pentingnya kolaborasi demi peningkatan kesejahteraan, serta menyiapkan mekanisme "graduasi" bagi penerima bantuan agar tidak terus bergantung pada bantuan sosial.

Selain itu, kedua kementerian ini memiliki jaringan pendamping di seluruh wilayah Indonesia. Kemendukbangga memiliki 600.000 Tim Pendamping Keluarga (TPK), sedangkan Kemensos memiliki 120.767 tenaga kesejahteraan sosial, termasuk pendamping PKH dan pekerja sosial masyarakat. Sinergi ini diharapkan meningkatkan kapasitas pendamping di lapangan dengan kurikulum yang terpadu.

Program Prioritas Kemendukbangga

Dalam pertemuan tersebut, Mendukbangga Wihaji juga memaparkan program "quick win" Kemendukbangga yang dapat beririsan dengan program Kemensos. Program ini meliputi:

  1. Pentas Day Care – Penyediaan fasilitas perawatan anak di tempat kerja untuk pegawai Kementerian dan Lembaga, serta swasta, yang memungkinkan pekerja mendapatkan dukungan dalam pengasuhan anak.
  2. Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting untuk Satu Juta Anak Indonesia (Genting) – Memberikan bantuan pada balita berisiko stunting melalui dukungan dari orang tua asuh.
  3. Sertifikasi Calon Pengantin (Serbu Catin) – Program yang memberikan edukasi, layanan konseling, dan pemeriksaan kesehatan bagi calon pengantin, membantu mereka mempersiapkan kehidupan keluarga yang sehat.
  4. Lansia Prima – Memberikan layanan kesehatan dan edukasi bagi lansia agar tetap sehat, produktif, dan bahagia.
  5. SuperApps Pelayanan Keluarga Sejahtera Berbasis AI (Siap Bahagia) – Platform digital berbasis AI ini ditujukan bagi Gen-Z dan Milenial untuk mendapatkan akses informasi, edukasi, dan konsultasi keluarga yang lengkap.

Dengan sinergi ini, Kemendukbangga dan Kemensos berharap dapat meningkatkan efisiensi program-program kesejahteraan, menyatukan data kependudukan dan sosial, serta memastikan seluruh layanan terjangkau dan mudah diakses masyarakat.

× Image