Kemenperin Perkuat Sinergi Otomotif untuk Dorong Komponen Lokal di Pasar Global
TOPNEWS62.COM, Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus meningkatkan pengembangan industri otomotif nasional melalui upaya memperkuat kolaborasi antara produsen kendaraan dan pemasok komponen lokal. Salah satu langkah strategis yang ditempuh adalah penyelenggaraan Business Matching guna memperluas penggunaan komponen dalam negeri di rantai pasok kendaraan listrik berbasis baterai (KBLBB).
Acara yang diadakan pada Selasa (15/10) di Jakarta ini merupakan hasil kerja sama Kemenperin dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Plt. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Putu Juli Ardika, berharap melalui acara ini, industri otomotif nasional dapat semakin berkembang.
“Kami optimis kolaborasi ini dapat mempertemukan industri perakitan dengan pemasok lokal sehingga penggunaan komponen dalam negeri dapat meningkat, dan lebih banyak produk kita masuk ke rantai pasok global,” ujar Putu dalam sambutannya.
Lebih lanjut, Putu menyoroti posisi Indonesia sebagai salah satu pusat produksi kendaraan listrik dunia, salah satunya berkat investasi besar dari produsen asal Tiongkok, BYD. "BYD telah menggelontorkan investasi sebesar Rp11,7 triliun di Indonesia dengan kapasitas produksi hingga 150 ribu unit per tahun. Ini menunjukkan keyakinan BYD akan potensi besar pasar Indonesia dan mengukuhkan posisi kita di peta industri kendaraan listrik dunia," jelas Putu.
Sejak memulai penjualan kendaraan listrik pada Juni 2024, PT BYD Motor Indonesia berhasil menjual 2.000 unit hingga September. Hal ini mencerminkan tingginya minat konsumen lokal terhadap kendaraan listrik BYD, yang dinilai memenuhi kebutuhan pasar Indonesia.
Menurut Putu, investasi besar dari BYD ini diharapkan mampu mentransfer teknologi ke industri komponen lokal. “Alih teknologi dari BYD akan memperkuat kemampuan dan daya saing industri komponen Indonesia, yang dapat bersaing dalam rantai pasok global, khususnya untuk kendaraan listrik,” tegas Putu.
Ia juga mengajak semua pihak, baik dari pemerintah, industri, maupun sektor lainnya, untuk bersinergi dalam mempercepat pengembangan industri otomotif nasional. Visi bersama ini diharapkan dapat mendorong Indonesia menjadi pemain utama dalam industri otomotif global, khususnya dalam kendaraan listrik yang ramah lingkungan.
Sementara itu, Direktur Departemen Administrasi BYD, Andy Lin, menjelaskan bahwa keputusan BYD untuk berinvestasi di Indonesia merupakan bagian dari strategi global perusahaan. “Kami berencana menjadikan Indonesia sebagai pusat regional di Asia Pasifik, dengan fasilitas lengkap mulai dari penelitian, pengembangan, hingga layanan purna jual,” ungkap Andy. Ia juga menargetkan kontribusi Indonesia dalam pencapaian target produksi global BYD sebesar 15 juta unit.
Ke depan, BYD berencana untuk meluncurkan lebih banyak model kendaraan listrik, termasuk plug-in hybrid (PHEV), di pasar Indonesia, guna mendukung transformasi industri otomotif nasional menuju era kendaraan ramah lingkungan.
Acara Business Matching ini dihadiri oleh 79 perusahaan, termasuk sesi pertemuan bisnis antara PT BYD Indonesia dengan berbagai kelompok industri. Pertemuan ini membuka peluang kolaborasi antara produsen kendaraan dan pemasok komponen lokal.
Dengan adanya sinergi yang lebih kuat antara produsen dan pemasok lokal, diharapkan Indonesia semakin mampu memperkuat posisinya sebagai pusat industri otomotif yang tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga bersaing di pasar internasional.