Home > Nasional

Kesiapsiagaan Masyarakat Menghadapi Bahaya Pascagempa M4,9

Masyarakat yang terdampak gempa M4,9 diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan untuk menghadapi potensi ancaman bahaya serupa di masa depan
Dok. BNPB
Dok. BNPB

TOPNEWS62.COM, KERTASARI – Masyarakat yang terdampak gempa M4,9 diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan untuk menghadapi potensi ancaman bahaya serupa di masa depan. Pesan ini disampaikan oleh Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, dalam rapat koordinasi di dua wilayah terdampak gempa.

Suharyanto menyatakan bahwa gempa bumi pernah mengguncang sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Barat. Namun, kali ini gempa terjadi di wilayah Pasirwangi, Kabupaten Garut, dan Kertasari, Kabupaten Bandung, dilansir dari Pusdatin KK BNPB. Dengan adanya bencana gempa M4,9 ini, Suharyanto berharap pemerintah daerah dapat melaksanakan sosialisasi bahaya gempa secara luas. Ia juga menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bahaya yang diakibatkan oleh sesar Lembang.

Sejak tahun 2020 hingga saat ini, beberapa gempa bumi telah berdampak pada masyarakat di Jawa Barat, seperti gempa di Pangandaran (2020), Sukabumi (2021), Cianjur (2022), Sumedang (2024), serta gempa terbaru di Bandung dan Garut.

Edukasi kepada masyarakat sangat penting untuk menghadapi potensi gempa yang disebabkan oleh segmen sesar aktif, baik yang sudah teridentifikasi maupun yang belum, seperti yang terjadi di Cianjur, Bandung, dan Garut pada Rabu (18/9) lalu.

"Segmen baru dari suatu sesar aktif teridentifikasi setelah adanya gempa yang berdampak di Kabupaten Bandung dan Garut," ungkap Suharyanto dalam rapat koordinasi di Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Kamis (19/9).

Suharyanto menggarisbawahi pentingnya kesiapsiagaan masyarakat sebelum terjadinya bencana. Dia memberikan contoh masyarakat Pangandaran yang telah siap menghadapi potensi megathrust melalui simulasi evakuasi mandiri, yang menjadi perhatian masyarakat luas.

Oleh karena itu, Suharyanto menekankan bahwa upaya pengurangan risiko bencana, termasuk mitigasi dan pencegahan, harus dilakukan oleh warga bersama dengan pemerintah.

Di sisi lain, Suharyanto juga mengingatkan bahwa belum ada ilmu pengetahuan yang mampu memprediksi gempa secara akurat di suatu wilayah.

Pj Bupati Garut, Barnas Adjidin, dalam pemaparannya mengenai kondisi terkini pascagempa di wilayahnya, menekankan pentingnya edukasi kebencanaan bagi masyarakat. Barnas meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk aktif dalam memberikan edukasi, sehingga masyarakat selalu waspada dan tidak panik.

“Hingga pukul sebelas malam tadi, kami masih merasakan gempa susulan,” ungkap Pj Bupati Garut, yang juga menjelaskan bahwa warganya sudah mulai terbiasa dengan gempa namun tetap waspada terhadap potensi bahaya susulan.

Sosialisasi tidak hanya berfokus pada potensi bahaya gempa, tetapi juga harus mencakup tingkat risiko, kapasitas, dan kerentanan. Setiap keluarga memiliki tingkat risiko, kapasitas, dan kerentanan yang berbeda.

Mengingat tinggal di wilayah rawan gempa, BNPB meminta masyarakat untuk selalu siap siaga. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk menghindari dan meminimalkan dampak gempa. Salah satu upaya yang dapat dikembangkan oleh setiap keluarga adalah membuat rencana kesiapsiagaan keluarga, seperti daftar persiapan atau tindakan yang harus dilakukan saat gempa terjadi.

× Image