Kawal Haji: Kanal Efektif untuk Pengaduan dan Peningkatan Layanan Haji
TOPNEWS62.COM, Solo – Program Kawal Haji menjadi andalan bagi jemaah haji Indonesia dalam menyampaikan keluhan, masukan, dan saran selama pelaksanaan ibadah haji tahun 2024. Kanal komunikasi ini terbukti efektif dalam mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi jemaah sekaligus menjadi parameter penting untuk perbaikan layanan haji di masa mendatang.
Direktur Bina Haji, Arsad Hidayat, menekankan peran vital Kawal Haji dalam menjaga kualitas layanan haji. “Kawal Haji bukan hanya sekadar kanal pengaduan, tetapi juga alat evaluasi yang sangat penting. Melalui aduan dan masukan dari jemaah, kami bisa mengidentifikasi masalah secara langsung dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk perbaikan,” ujarnya dalam acara Evaluasi Penyelenggaraan Operasional Haji Embarkasi Solo Tahun 1445 H/2024 M di Solo, Jumat (2/8/2024).
Selama operasional haji tahun ini, Kawal Haji menerima berbagai pengaduan yang mencakup aspek konsumsi, akomodasi, transportasi, jemaah terpisah, barang hilang, hingga layanan kesehatan. Setiap pengaduan ditangani dengan cepat oleh petugas yang siap 24 jam sehari, memastikan jemaah mendapatkan solusi yang tepat dan cepat. "Petugas kami siap merespons setiap aduan dengan cepat, menunjukkan komitmen kami untuk memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah," tambah Arsad.
Selain itu, Kawal Haji menyediakan berbagai saluran komunikasi yang memudahkan jemaah untuk menyampaikan keluhan, termasuk melalui aplikasi mobile dan call center. Inovasi ini diharapkan dapat mempermudah jemaah dalam menyampaikan keluhan dan saran perbaikan layanan kapan saja dan di mana saja. "Jemaah bisa mengirim aduan melalui aplikasi mobile dan call center, memberikan kemudahan akses yang menjadi salah satu keunggulan Kawal Haji," jelasnya.
Arsad juga menekankan bahwa data dan masukan dari Kawal Haji menjadi dasar penting bagi Kementerian Agama dalam merumuskan kebijakan dan program perbaikan layanan haji di masa mendatang. "Setiap masukan dari jemaah sangat berharga dan akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk terus memperbaiki penyelenggaraan haji," katanya.
Ketua Kloter yang berkualitas dan responsif, tambah Arsad, adalah ujung tombak dalam penanganan masalah di lapangan. Mereka harus mampu bekerja sama dengan PPIH Arab Saudi dan Petugas Haji Daerah (PHD) guna memastikan setiap aduan/keluhan dari jemaah dapat ditangani dengan cepat dan tepat. "Ketua Kloter harus bisa berkomunikasi dengan baik dengan jemaah dan memahami setiap kebutuhan mereka, untuk memastikan bahwa jemaah merasa diperhatikan dan dilayani dengan baik," tandasnya.
Dengan berakhirnya operasional haji tahun 2024, Kementerian Agama berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan melalui pemanfaatan Kawal Haji sebagai kanal komunikasi yang efektif. Layanan ini diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan kepuasan maksimal bagi seluruh jemaah haji Indonesia. (Rd)