TOPNEWS62.COM, Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) bekerja sama dengan KBRI Seoul sukses menggelar pertemuan antara diaspora dan Key Opinion Leader (KOL) di Restoran Nusantaraku, Seoul, Korea Selatan. Acara ini merupakan bagian dari upaya mendukung program Indonesia Spice Up The World (ISUTW).

Lebih dari 30 peserta hadir dalam pertemuan tersebut, termasuk KOL Jiyun (@unniefromseoul), vlogger dan blogger dari MOFA Supporters (MOFArang), serta diaspora yang mengelola restoran Indonesia di Seoul.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, dalam pernyataannya di Jakarta pada Minggu (26/5/2024), menyampaikan apresiasinya terhadap pertemuan ini. Ia mengajak diaspora untuk memperkuat dan mengembangkan keberadaan restoran Indonesia di luar negeri, guna meningkatkan citra positif kuliner Indonesia di kancah internasional serta menjalankan gastrodiplomasi melalui restoran.

“Kami berharap Bapak/Ibu diaspora dan rekan-rekan KOL dapat menjadi duta untuk mempromosikan kuliner tanah air serta brand pariwisata Wonderful Indonesia di level global,” ujar Menparekraf Sandiaga.

Kolaborasi ini mencakup beberapa kegiatan, seperti diseminasi sarana promosi Wonderful Indonesia, aktivasi sarana promosi Wonderful Indonesia, dan publikasi restoran di media digital Wonderful Indonesia.

Direktur Komunikasi Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf, Titus Haridjati, menegaskan kesiapan Kemenparekraf untuk berkolaborasi dengan KBRI Seoul dalam mensukseskan program ISUTW.

“Kami siap berkolaborasi dengan KBRI Seoul untuk mendukung program ISUTW, terutama dalam rangka mempromosikan kuliner Indonesia serta meningkatkan brand awareness Wonderful Indonesia di pasar Korea Selatan,” kata Titus.

Restoran Nusantaraku, yang menjadi lokasi pertemuan, adalah restoran halal Indonesia pertama di Hongdae, Seoul. Didirikan pada 27 November 2023 oleh pasangan suami istri Korea-Indonesia, restoran ini lahir dari kesulitan menemukan restoran halal dan keinginan untuk memperkenalkan masyarakat Korea kepada makanan-makanan Indonesia yang autentik.