Menparekraf Ajak Stakeholder Pariwisata Bali Bahas Isu Terkini Menjelang World Water Forum
TOPNEWS62.COM, Badung - Menjelang pelaksanaan World Water Forum, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengundang berbagai pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali untuk berdiskusi mengenai isu-isu terkini dan mencari solusi bersama. Tujuannya adalah untuk memastikan pariwisata Bali semakin berkualitas dan berkelanjutan.
“Kami mempersiapkan diskusi kelompok terarah (FGD) untuk menyambut World Water Forum serta memastikan pariwisata Bali semakin berkualitas dan berkelanjutan. Melalui diskusi ini, kami ingin menyelesaikan permasalahan terkini dan merencanakan langkah-langkah ke depan, sekaligus menjaga budaya dan taksu Bali,” ujar Sandiaga dalam acara "FGD Stakeholders Pariwisata Bali" yang digelar di Poltekpar Bali, Kamis (16/5/2024).
Beberapa isu yang dibahas dalam diskusi tersebut antara lain isu-isu yang belakangan ini mendapat perhatian masyarakat Bali, terutama di media sosial. Salah satunya adalah dugaan ritual bernuansa erotis oleh sejumlah WNA yang viral di media sosial. Sandiaga menyatakan bahwa kepolisian telah menelusuri dan menemukan bahwa peristiwa tersebut terjadi di Karangasem, bukan di Ubud seperti yang diberitakan.
“Kami sepakat bahwa ekosistem pariwisata harus diperkuat. Kami akan meningkatkan pengawasan dengan melibatkan masyarakat lokal, termasuk bendesa dan desa-desa wisata, sehingga semua pihak dapat saling mengawasi,” kata Sandiaga.
Isu lainnya yang dibahas adalah pelanggaran keimigrasian dan kriminalitas, termasuk penangkapan dua warga negara Ukraina dan satu warga negara Rusia yang terlibat dalam laboratorium gelap ganja hidroponik dan mephedrone di Canggu, Badung. Ketiga WNA tersebut tinggal dengan kartu izin terbatas (KITAS) investor.
“Kami berharap tindakan tegas dapat diambil karena kualitas pariwisata tidak boleh dikompromikan. Langkah-langkah makro dan mikro harus diupayakan untuk mengirim pesan jelas bahwa aktivitas kriminal tidak akan ditoleransi di destinasi wisata unggulan dunia ini,” tegas Sandiaga.
Sandiaga berharap melalui diskusi ini, kolaborasi antara semua pemangku kepentingan dapat diperkuat sehingga Bali dan pariwisata Indonesia menjadi acuan pariwisata dunia yang berkualitas dan berkelanjutan. Kemenparekraf telah menyusun panduan komunikasi krisis untuk mencegah, merespons, dan memulihkan kondisi krisis di sektor pariwisata melalui komunikasi yang efektif.
“Pertumbuhan wisatawan di Bali meningkat, tetapi kita harus memastikan aspek kualitas dan keberlanjutan tidak tertinggal,” tambah Sandiaga.
Beberapa stakeholder pariwisata yang hadir dalam diskusi ini antara lain Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun; Ketua PHRI Bali, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati; Ketua GIPI Bali, Ida Bagus Agung Parta Adnyana; Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai, Suhendra; Dirpamobvit Polda Bali, Kombes Pol Harri S Noegroho; dan Kepala Kantor Imigrasi Denpasar, Tedy Riyandi.
Menparekraf Sandiaga juga didampingi oleh Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Wayan Giri Adnyani; Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf, Dessy Ruhati; Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani; serta Dirut Poltekpar Bali, Ida Bagus Putu Puja. Secara daring, turut hadir Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf, Fadjar Hutomo; dan Direktur Komunikasi Pemasaran Kemenparekraf, Yohanes De Brito Titus Haridjati.