Semangat Menyeluruh dalam Membaca Al-Quran

TOPNEWS62.COM, BOGOR – Membaca Al-Qur’an bukan sekadar menuntaskan halaman demi halaman, atau hanya bersemangat di surat-surat tertentu. Al-Qur’an adalah kalamullah petunjuk hidup, penawar hati, dan cahaya bagi manusia. Bila semangat membaca hanya menyala di awal atau pada surat-surat populer, kita telah kehilangan ruh sejati dari Al-Qur’an.
Al-Hasan al-Bashri rahimahullah pernah menegur, “Wahai anak Adam, bagaimana hatimu bisa lembut, sementara semangatmu hanya tertuju pada bagaimana mencapai akhir surat?” (Mukhtashar Qiyamil Lail, hlm. 150). Nasihat ini menggugah agar kita tidak menjadikan bacaan Al-Qur’an sekadar rutinitas tanpa tadabbur.
Allah ﷻ berfirman:
“(Ini adalah) sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka mentadabburi ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang berakal mendapat pelajaran.” (QS. Shad: 29)
Ayat tersebut menegaskan, tujuan utama membaca Al-Qur’an bukan hanya menamatkan, melainkan merenungi, memahami, dan mengamalkan isinya. Semangat membaca seharusnya merata dari Al-Fatihah hingga An-Nas, karena seluruhnya adalah kalam Allah, bukan pilihan selera manusia.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
Kemuliaan seseorang di sisi Allah bukan ditentukan oleh banyaknya hafalan, tetapi oleh kesungguhan belajar dan mengajarkan Al-Qur’an.
Dalam hadis lain, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Al-Qur’an itu pemberi syafaat yang diterima. Siapa yang menjadikannya di depan, ia akan menuntunnya ke surga. Siapa yang meletakkannya di belakang, ia akan menyeretnya ke neraka.” (HR. Ibnu Hibban)
Syafaat Al-Qur’an tidak akan diraih bila bacaan kita tanpa makna, apalagi bila semangat pudar di tengah jalan. Padahal, dalam setiap ayat terdapat hikmah dan penawar hati. Allah ﷻ menegaskan:
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Isra’: 82)
Sayyidina Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu pernah tersentuh hatinya hingga beriman setelah mendengar ayat Al-Qur’an. Setiap surat memiliki kekuatan untuk melembutkan hati asal dibaca dengan kesungguhan dan keikhlasan.
Imam an-Nawawi dalam At-Tibyan fi Adab Hamalat al-Qur’an menasihati agar seorang muslim memiliki wirid harian Al-Qur’an dan membacanya secara rutin tanpa memilih-milih surat. Inilah bentuk istiqamah yang dicintai Allah. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Amal yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan terus-menerus meskipun sedikit.” (HR. Bukhari-Muslim)
Karena itu, lebih utama membaca Al-Qur’an dengan konsistensi dan semangat penuh daripada bersemangat sesaat lalu berhenti di tengah jalan.
Allah ﷻ berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang beriman itu, apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka.” (QS. Al-Anfal: 2)
Inilah gambaran hati seorang mukmin sejati: semangatnya bukan pada panjang-pendek surat, tetapi pada makna yang menyentuh jiwa.
Maka, marilah kita luruskan niat. Jangan jadikan Al-Qur’an sekadar bacaan targetan, apalagi hanya berhenti di surat tertentu. Jadikan ia sahabat hidup, penuntun langkah, dan penyejuk hati. Bacalah dengan semangat, renungkan dengan hati, amalkan dengan amal, dan ajarkan dengan cinta.
Semoga Allah menjadikan kita hamba yang istiqamah membaca seluruh ayat-Nya, melembutkan hati dengan cahaya-Nya, dan meraih syafaat Al-Qur’an di hari akhir.