Home > Nasional

BNPB Bagikan Pengalaman Penanggulangan Bencana kepada Wakil Perdana Menteri Malaysia

BNPB mencatat bahwa bencana yang dominan terjadi merupakan bencana hidrometeorologi basah.
Dok. BNPB
Dok. BNPB

TOPNEWS62.COM, JAKARTA – Penanggulangan bencana di Indonesia menjadi fokus utama kunjungan kerja Wakil Perdana Menteri Malaysia, Dato Seri Dr. Ahmad Zahid bin Hamidi, ke kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Senin (21/4). Kunjungan ini dilakukan sebelum pertemuan resmi beliau dengan Presiden Prabowo Subianto.

Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyambut langsung kedatangan Wakil PM Malaysia di lobi Graha BNPB. Dalam pertemuan tersebut, Kepala BNPB memaparkan berbagai pengalaman dan strategi penanggulangan bencana di Indonesia secara menyeluruh. Ia menegaskan bahwa meskipun kejadian bencana tidak bisa dicegah, dampaknya masih dapat ditekan secara signifikan melalui upaya berkelanjutan.

BNPB mencatat bahwa sebagian besar bencana di Indonesia merupakan bencana hidrometeorologi basah. Selain itu, Suharyanto juga mengulas penanganan sejumlah bencana besar seperti gempa bumi di Cianjur, erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, dan banjir di wilayah Jabodetabek.

Menghadapi musim kemarau, BNPB telah menyiapkan langkah antisipasi, terutama dalam menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Salah satu bentuk kesiapsiagaan itu adalah pembentukan desk satuan tugas khusus.

"Memasuki bulan Mei, kami sudah bersiaga menghadapi kemungkinan karhutla," ungkap Suharyanto.

Dalam hal prabencana, Suharyanto mengakui bahwa tantangan masih cukup besar, terutama untuk bahaya gempa dan tsunami. Oleh karena itu, BNPB terus mengembangkan sistem peringatan dini, termasuk melalui program IDRIP. Untuk bencana hidrometeorologi, BNPB tengah membangun ekosistem aksi dini bersama Pemerintah Spanyol.

Tak hanya fokus pada penanganan dalam negeri, BNPB juga aktif menunjukkan solidaritas dengan memberikan bantuan kepada negara-negara terdampak bencana. Suharyanto mencontohkan kolaborasi antara Indonesia dan Malaysia dalam memberikan bantuan pascagempa di Myanmar.

Di akhir pemaparannya, Suharyanto juga menekankan bahwa Indonesia telah memiliki arah yang jelas dalam penanggulangan bencana, sebagaimana tercantum dalam Rencana Induk Penanggulangan Bencana 2020–2044.

Penguatan Kerja Sama Regional

Usai pemaparan, rombongan Wakil PM Malaysia berkesempatan meninjau AHA Centre yang berada di lingkungan Graha BNPB serta mengunjungi Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) untuk memahami sistem informasi dan koordinasi penanggulangan bencana.

Dato Seri Dr. Ahmad Zahid bin Hamidi menyampaikan apresiasinya terhadap kesiapan Indonesia dalam menghadapi berbagai jenis bencana. Ia mengakui bahwa Malaysia tidak menghadapi tantangan bencana sekompleks Indonesia.

“Di Malaysia, bencana yang umum terjadi adalah banjir dan kebakaran. Alhamdulillah kami tidak memiliki risiko gempa bumi atau letusan gunung api seperti di sini,” ujarnya.

Ia menilai penting bagi Malaysia untuk belajar dari pengalaman Indonesia, terlebih karena kerja sama kedua negara dalam bidang kebencanaan sudah dimulai sejak 1987. Nota kesepahaman yang telah ada diharapkan dapat dilanjutkan ke bentuk perjanjian kerja sama yang lebih konkret, termasuk pelatihan bersama menghadapi berbagai jenis bencana.

Ia juga menyinggung peran tim SMART dari Malaysia yang sempat dikirimkan untuk membantu penanganan bencana di Turki dan Myanmar. Menurutnya, kolaborasi seperti ini perlu diperkuat demi membangun ketangguhan kawasan Asia Tenggara secara kolektif.

Dalam sesi konferensi pers, Wakil PM Malaysia menyampaikan kekagumannya terhadap sistem yang diterapkan Pusdalops BNPB dan AHA Centre. Ia berharap lembaga penanggulangan bencana Malaysia, NADMA, bisa menjalin kerja sama yang lebih erat dengan kedua institusi tersebut.

“Kesiapsiagaan bersama sangatlah penting. Penanggulangan bencana memerlukan langkah yang proaktif,” tegasnya. “Bencana alam datang tanpa bisa diprediksi. Meski ada sistem peringatan dini dan teknologi informasi yang canggih, manajemen bencana tetap harus dilandasi kesiapan menyeluruh.”

× Image