Mengenal Babad Lombok: Warisan Sejarah Gunung Samalas
TOPNEWS62.COM, Lombok telah menjadi destinasi favorit bagi wisatawan internasional maupun lokal di Indonesia, menawarkan berbagai atraksi mulai dari pantai yang menakjubkan hingga pegunungan yang megah. Tidak mengherankan jika Lombok sering dianggap sebagai tempat liburan impian bagi mereka yang ingin menjelajah atau berlibur di daerah tersebut.
Namun, di balik keindahan yang menakjubkan tersebut tersimpan masa lalu yang kelam, yang tercatat dalam Babad Lombok, sebuah teks kuno yang terpelihara dengan baik di Museum Negeri Nusa Tenggara Barat. Ditulis di atas daun lontar dan disajikan dalam bahasa Jawa Kuno (Kawi), Babad Lombok menceritakan letusan katastropik Gunung Samalas pada tahun 1257 M, sebuah peristiwa sejarah yang membentuk lanskap pulau ini.
Letusan Gunung Samalas diperkirakan mencapai skala 7 dalam Indeks Eksplosivitas Vulkanik, menjadikannya salah satu letusan vulkanik terbesar dalam sejarah. Letusan ini menghasilkan kolom abu yang menjulang hingga puluhan kilometer ke atmosfer, yang mengakibatkan aliran piroklastik yang mengubur sebagian besar Pulau Lombok.
Peristiwa ini telah didukung oleh tim dari Badan Geologi Internasional yang dipimpin oleh Frank Lavigne dari Université Panthéon-Sorbonne. Pada akhir tahun 2013, Lavigne dan timnya melakukan ekspedisi ke Lombok, termasuk mengunjungi Gunung Rinjani, di mana mereka mengumpulkan sampel. Analisis mereka mengungkapkan korelasi yang luar biasa antara abu karbon yang ditemukan di Kutub Utara dan Selatan, yang mengarah pada kesimpulan bahwa letusan Gunung Samalas terjadi pada tahun 1257.
Para peneliti menemukan bahwa kekuatan letusan tersebut delapan kali lebih besar dibandingkan dengan letusan Krakatoa dan dua kali lebih hebat daripada letusan Tambora, yang menyebabkan pendinginan global mendadak dan kegagalan panen di Eropa. Para arkeolog bahkan mencatat tahun 1258 sebagai tahun asal bagi ribuan kerangka manusia yang ditemukan dalam kuburan massal di London.
Di Indonesia, letusan Gunung Samalas memuntahkan lebih dari 40 kubik kilometer batu dan abu ke udara, mencapai ketinggian 40 kilometer, yang secara efektif menghancurkan Kerajaan Lombok. Sisa-sisa dari gunung purba ini kini diwakili oleh kawah besar yang dikenal sebagai Danau Sagara Anak.
Babad Lombok mencatat bencana yang terkait dengan Gunung Samalas dalam enam segmen penting, termasuk:
- Longsor dan Kehancuran: Runtuhnya Gunung Rinjani dan Gunung Samalas memicu banjir batu yang mengguntur dan menghancurkan desa Pamatan, menyebabkan rumah-rumah roboh dan terbawa lumpur, meninggalkan banyak penduduk tewas.
- Hari-Hari Gempa: Rangkaian gempa bumi yang dahsyat mengguncang tanah selama tujuh hari, menyebabkan kehancuran dan mengungsi banyak orang ke tempat yang lebih tinggi.
- Bersatu dalam Pengungsian: Para penyintas, termasuk kerabat kerajaan, mencari perlindungan di berbagai lokasi, termasuk Samulia dan Sembalun, saat mereka melarikan diri dari kekacauan.
- Hujan Puing: Batu-batu besar dan sedimen jatuh dari langit di seluruh daratan, memaksa orang-orang untuk evakuasi ke tempat yang lebih aman.
- Pengungsian Komunitas: Banyak yang mencari perlindungan di tempat-tempat seperti Buak, Lembuak, dan Kembang, melarikan diri dari kekuatan alam yang menghancurkan.
- Ketahanan dalam Membangun Kembali: Setelah bencana, komunitas berkumpul kembali dan membangun desa mereka, menciptakan rumah baru di tengah dampak bencana.
Naskah Babad Lombok mendokumentasikan peristiwa tragis yang mengelilingi Gunung Samalas, menggambarkan bagaimana letusan yang dahsyat itu melahirkan peradaban baru di Lombok.
Saat kita mengagumi keindahan Lombok hari ini, penting untuk mengingat sejarahnya, karena melalui pemahaman tentang masa lalu, kita dapat benar-benar menghargai budaya yang kaya dan pemandangan menakjubkan yang kita nikmati saat ini.