Doa dan Zikir Kebangsaan: Presiden Ajak Indonesia Bersatu dan Saling Mendoakan
TOPNEWS62.COM, Jakarta - Presiden Joko Widodo menggelar acara Doa dan Zikir Kebangsaan di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis (1/8/2024) malam. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia.
Dalam pidatonya, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa tantangan ke depan tidak akan mudah, dengan berbagai krisis dan masalah yang datang silih berganti. "Oleh karena itu, sebagai bangsa, kita harus bersatu, saling menguatkan, tolong menolong, dan mendoakan untuk keselamatan kita semua serta kemajuan Indonesia yang kita cintai," kata Presiden.
Pada kesempatan tersebut, Presiden juga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia atas segala kekhilafan selama masa kepemimpinannya bersama Wakil Presiden K.H. Ma'ruf Amin. "Di hari yang baik ini, di awal bulan kemerdekaan, dengan segenap kesungguhan dan kerendahan hati, saya dan Profesor K.H. Ma'ruf Amin memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kesalahan kami selama menjalankan amanah sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia," ujarnya.
Presiden menekankan bahwa sebagai manusia biasa, mereka tidak mungkin memenuhi semua harapan masyarakat. "Saya tidak sempurna. Kesempurnaan hanya milik Allah Swt. Hanya Dia yang Maha Kuasa atas segala sesuatu," tambah Presiden.
Presiden Joko Widodo mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk berdoa bersama memohon pertolongan Allah Swt agar diberikan kemudahan dalam meraih cita-cita bangsa yang maju dan sejahtera. "Semoga Allah Swt senantiasa mengabulkan doa kita," lanjutnya.
Ketua Umum MUI, K.H. Anwar Iskandar, dalam tausiyahnya mengajak bangsa Indonesia untuk bersyukur atas kemerdekaan yang diraih dengan perjuangan keras. "Marilah kita bersyukur, Indonesia adalah bangsa yang disayangi dan dirahmati Tuhan. Ada campur tangan Tuhan dalam meraih kemerdekaan," ujarnya.
Ia juga mengajak masyarakat untuk berterima kasih kepada para pahlawan dan pemimpin bangsa yang telah memberikan yang terbaik bagi Indonesia. "Para pemimpin kita telah mengabdikan hidup mereka bagi bangsa ini," katanya.
K.H. Anwar Iskandar menekankan pentingnya persatuan dalam menciptakan stabilitas yang memungkinkan pembangunan ekonomi dan kehidupan beribadah yang aman. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, selaku Ketua Panitia Doa dan Zikir Kebangsaan, menyampaikan bahwa acara ini dihadiri oleh berbagai pimpinan lembaga tinggi negara, tokoh adat, pimpinan pondok pesantren, organisasi masyarakat Islam, serta tokoh agama dari seluruh Indonesia.
Acara ini juga diikuti oleh lebih dari 3.000 jamaah, termasuk santri, penyuluh agama Islam, penghulu wilayah Jakarta, anggota Dai Kebangsaan, dan pengurus majelis taklim di wilayah Jakarta. "Zikir dan doa kebangsaan ini adalah bentuk penghambaan dan deklarasi kelemahan hamba di hadapan Tuhan yang Maha Esa," ujar Gus Men, panggilan akrab Menteri Agama.
Gus Men menegaskan pentingnya menjaga kerukunan antarumat beragama, memelihara toleransi, dan menghormati perbedaan. "Nusantara Baru adalah Nusantara yang damai, di mana keberagaman menjadi kekuatan, bukan kelemahan. Kita memohon agar bangsa Indonesia selalu diberikan kedamaian dan kesejahteraan, serta dijauhkan dari perpecahan dan konflik," tandasnya.
Acara Doa dan Zikir Kebangsaan ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Wakil Presiden K.H. Ma'ruf Amin bersama tokoh-tokoh lintas agama.