Proses Keberangkatan ke Arafah Akan Gunakan Smart Card, Ini Prosedurnya
TOPNEWS62.COM, Makkah - Ada perubahan signifikan dalam proses keberangkatan jemaah haji 1445 H/2024 M dari hotel ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Jemaah haji Indonesia kini harus melakukan pemindaian barcode Smart Card sebelum naik bus.
Smart Card merupakan inovasi otoritas Arab Saudi dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Program ini mendapat perhatian khusus dari Kementerian Haji, Kementerian Dalam Negeri, dan Keamanan Umum Arab Saudi. Jemaah yang tidak memiliki Smart Card tidak diperkenankan masuk ke Armuzna, tanpa memandang statusnya. Petugas Saudi akan melakukan pemeriksaan berkala untuk memastikan seluruh jemaah di Armuzna memiliki Smart Card. Pelanggaran terhadap ketentuan ini akan dikenai sanksi berat.
"Ketentuan ini bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk menjamin hak jemaah haji yang sudah membayar, sehingga mereka bisa melaksanakan ibadah haji dengan tenang dan nyaman," jelas Ketua Masyariq, M Amin Indragiri, dalam Rapat Koordinasi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi bersama Masyariq dan pimpinan Maktab di Makkah, Kamis (6/6/2024).
Pertemuan tersebut membahas persiapan layanan menjelang puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, termasuk distribusi dan penggunaan Smart Card dalam proses pergerakan jemaah. Maktab, yang membantu Masyariq dalam memberikan layanan kepada jemaah haji Indonesia, berjumlah 73 unit.
Berikut adalah prosedur penggunaan Smart Card untuk keberangkatan jemaah ke Arafah:
- Bus akan datang ke hotel bersama petugas yang membawa alat pemindai barcode.
- Jemaah bersiap di lobi hotel sesuai jadwal keberangkatan ke Arafah.
- Petugas memindai barcode pada Smart Card jemaah sehingga nama jemaah muncul dalam manifest.
- Jemaah yang sudah dipindai dipersilakan naik ke bus.
- Setelah penuh, manifest ditutup dan pintu bus disegel.
- Bus berangkat menuju Arafah dan pintu hanya akan dibuka saat tiba di maktab.
- Pintu segel dilarang dibuka kecuali setelah sampai di maktab di Arafah.
- Jika segel robek atau rusak, jemaah dalam bus tidak boleh masuk Arafah.
- Dalam perjalanan, akan ada pemeriksaan acak oleh pihak keamanan.
"Kami berharap proses ini tidak akan memakan waktu lama. Ini tantangan kita semua atas kebijakan baru ini. Tapi jika kerja sama antara maktab dan sektor perumahan jemaah haji Indonesia berjalan baik, semuanya akan ringan. Ini tanggung jawab bersama," tegas Amin Indragiri.
Rapat Koordinasi ini dihadiri oleh Sekjen Kemenag M Ali Ramdhani, Irjen Kemenag Faisal Ali Hasyim, para Staf Khusus Menteri Agama, para Pejabat Eselon II Kemenag, Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro, serta Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam. Hadir pula Ketua Masyariq M Amin Indragiri beserta jajarannya, serta pimpinan dari 73 maktab.
Kesiapan Layanan Armuzna
Amin menambahkan, pihaknya telah menyelesaikan persiapan layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), termasuk listrik dan pendingin udara (AC).
"Alhamdulillah, siang tadi kami sudah uji coba di Arafah. Selama enam jam listrik dan AC berfungsi dengan baik," kata Amin Indragiri.
Menurut Amin, seluruh maktab sedang menyiapkan berbagai kelengkapan di tenda, seperti pemasangan hamparan atau kasur di Arafah dan Mina. "Lebih dari 300 ribu meter tenda telah dipasang conblock, membuat lantai lebih rata dan nyaman untuk jemaah. Alhamdulillah, setelah 14 hari kerja siang dan malam, sudah selesai 100%," tambahnya.
Untuk makanan siap saji, lebih dari 1,3 juta paket telah tiba di Arab Saudi, semuanya didatangkan dari Indonesia dan hanya tinggal didistribusikan ke Masyair.
Terkait transportasi, Amin Indragiri menyebut tahun ini pihaknya menargetkan penggunaan 500 – 600 unit bus tipe city bus, seperti yang digunakan untuk Bus Shalawat. "Alhamdulillah, kita telah mendapat persetujuan untuk penggunaan 1.000 city bus," ujarnya.
Di luar layanan Armuzna, Amin Indragiri menyebut bahwa Masyariq akan menyiapkan makanan tambahan berupa Albaik untuk jemaah saat mereka meninggalkan Makkah, baik untuk pulang ke Tanah Air atau menuju Madinah.
"Albaik sudah siap untuk dibagikan ke jemaah. Kami sudah melakukan kontrak resmi. Sebelum kembali ke Indonesia atau Madinah, jemaah akan mendapatkan Albaik," tandasnya.