Selamatkan Danau Kita: Seruan Indonesia di High-Level Panel World Water Forum ke-10
TOPNEWS62.COM, Bali – Dalam salah satu sesi High-Level Panel di World Water Forum ke-10 yang digelar di Bali, Indonesia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk mengambil tindakan nyata dalam upaya penyelamatan ekosistem perairan danau. Panel yang bertajuk "Seruan Mendesak untuk Menyelamatkan Danau Kita: Mempromosikan Agenda Global dan Upaya Kolaboratif untuk Pengelolaan Danau Berkelanjutan, serta Meningkatkan Momentum Hari Danau Sedunia" menjadi wadah diskusi penting dalam forum ini.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Siti Nurbaya, melalui pidato yang dibacakan oleh Wakil Menteri LHK, Alue Dohong, menyampaikan apresiasi kepada para pihak yang merespons positif undangan Indonesia untuk menghadiri panel ini. "World Water Forum kali ini menjadi momentum penting untuk berbagi ide dan membahas isu-isu krusial terkait pelestarian ekosistem lahan basah yang unik dan bernilai tinggi, seperti danau yang rentan terhadap berbagai tekanan," ungkap Alue Dohong.
Danau, baik yang alami maupun buatan, memegang peranan krusial dengan menyediakan 87% air tawar di permukaan bumi. Mereka merupakan sumber vital bagi berbagai layanan ekosistem seperti penyediaan air untuk konsumsi manusia, kesehatan, pangan, dan energi terbarukan. Selain itu, danau juga penting dalam siklus makanan, pemurnian air, iklim, keanekaragaman hayati, serta mendukung kegiatan rekreasi dan budaya tradisional.
Menteri Siti menekankan pentingnya menjaga kesehatan ekosistem danau untuk mengatasi berbagai ancaman, termasuk bencana terkait air, tantangan lingkungan global seperti perubahan iklim, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Hal ini juga mendukung pencapaian Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030, khususnya Tujuan 6 yang berfokus pada ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan untuk semua.
Namun, Menteri Siti mengingatkan bahwa Tujuan 6 masih jauh dari pencapaian target pada tahun 2030. Volume air tawar di danau dilaporkan telah berkurang hingga setengahnya, dengan lebih dari separuh danau terbesar di dunia mengalami penyusutan akibat tekanan besar dari penggunaan air yang berlebihan dan dampak krisis iklim.
Untuk mengatasi tantangan ini, berbagai negara termasuk Indonesia telah memulai gerakan nasional untuk menyelamatkan ekosistem danau sejak tahun 2009. Ini diikuti dengan pembentukan kebijakan, pedoman, dan rencana aksi untuk melestarikan danau-danau prioritas. Menteri Siti juga mengapresiasi dukungan penuh dari UNEP dalam mengangkat isu manajemen danau ke agenda global dan berbagai upaya lainnya yang telah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan danau berkelanjutan.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Siti menyambut baik adopsi Resolusi UNEA 5/4 tentang Manajemen Danau Berkelanjutan pada 2 Maret 2022, yang menjadi tonggak penting dalam manajemen danau di tingkat global. Ia menekankan bahwa pengelolaan danau yang berkelanjutan harus menjadi bagian integral dari upaya menyeimbangkan perlindungan lingkungan dan pembangunan ekonomi.
Sebagai penutup, Menteri Siti mengajak semua pihak untuk berkomitmen dalam tindakan kolaboratif untuk manajemen danau berkelanjutan. "Kita perlu menetapkan target dan indikator yang disepakati untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan implementasi tindakan kolaboratif ini," pungkasnya.