Tradisi Ngaben Bali Memukau Dunia Internasional
TOPNEWS62.COM- Ubud Bali, Kamis (18/04/2024) Ngaben merupakan upacara kematian tradisional Bali yang dilakukan untuk mengantarkan roh orang yang meninggal ke alam roh. Upacara ini merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat Bali dan memiliki banyak nilai budaya dan spiritual. Sejarah Ngaben berkaitan erat dengan kepercayaan agama Hindu di Bali, di mana kematian dipandang sebagai awal dari perjalanan menuju alam baka.
Ngaben adalah suatu upacara yg dilakukan masyarakat Hindhu Bali sebelum menghantarkan jenasah ke tempat peristirahatan terakhir
Ni Komang Ari Anggreni seorang warga Tabanan Bali menjelaskan bahwa bagi masyarakat Bali, Tradisi Ngaben adalah sebuah peristiwa yang sangat penting dan ada keterikatan upacara kegiatan ini dengan keluarga yang ditinggalkan, pelepasan dan dapat membebaskan roh orang yang telah meninggal dari ikatan duniawi menuju moksa atau surga. Upacara Ngaben yg dilaksanakan di Puri Ubud, Minggu 14 April 2024, menjadi pusat perhatian dunia Internasional ,dimana Prosesi Pelebon atau Ngaben dilaksanakan untuk keturunan Raja Ubud almarhum Tjokorda Bagus Santaka. Almarhum dari Puri Saren Kauh Ubud kawasan Puri Ubud di Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar Bali,tegas Ni Komang Ari
Masyarakat Bali , tamu manca negara dan wisatawan domestik tumpah ruah menyaksikan dalam acara prosesi upacara pelebonan tersebut yang sangat luar biasa menjadikan lautan manusia. Upacara ini sangatlah langka karena tidak semua orang bisa melaksanakan upacara seperti ini hanya keturunan raja saja Sebuah Pemandangan yang sangat unik dan langka bisa menyaksikan lebih dekat Bade Tingkat sembilan atau istilahnya Tumpang Sembilan setinggi 25 meter ,Naga Banda dan Lembu Tangi (Lembu berwarna Ungu) semua diarak ikut menghantarkan jenazah menuju ke peristirahatan terakhir yaitu Setra Dalem Puri,tutur Ni Komang Ari Anggreni.
Situasi ini wisatawan sangat antusias menyaksikan upacara tersebut,pelebonan ini merupakan sebuah tradisi dan bentuk kearifan budaya lokal yg harus dijaga dan dilestarikan
Sejarahnya, Ngaben diyakini telah ada sejak masa lampau di Bali, jauh sebelum Hinduisme diperkenalkan ke pulau ini. Namun, dengan masuknya agama Hindu ke Bali, upacara Ngaben menjadi lebih terstruktur dan diatur sesuai ajaran Hindu. Ngaben juga berkembang menjadi sebuah tradisi yang kompleks, melibatkan banyak unsur dan tahapan yang harus diikuti dengan cermat sesuai dengan ajaran agama Hindu.
Dalam tradisi Ngaben, jasad orang yang meninggal akan dibersihkan dan dimandikan secara ritual. Kemudian, jasad tersebut akan diletakkan di dalam wadah khusus yang disebut "bade" yang terbuat dari anyaman bambu. Bade ini kemudian akan dibakar dalam sebuah upacara yang penuh makna spiritual, di mana api dianggap sebagai simbol pembersihan roh yang akan meninggalkan dunia fisik.
Selain itu, Ngaben juga merupakan momen penting bagi keluarga dan masyarakat untuk berpamitan kepada orang yang meninggal. Upacara ini juga dianggap sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan terakhir bagi orang yang telah meninggal. Dengan demikian, Ngaben bukan hanya sekadar upacara kematian, tetapi juga sebuah peristiwa budaya yang sarat dengan nilai-nilai spiritual dan sosial bagi masyarakat Bali.
Tradisi Ngaben memiliki asal usul yang sangat kuno dan melibatkan berbagai unsur kepercayaan, budaya, dan agama yang ada di Bali. Asal usulnya dapat ditelusuri kembali ke masa pra-Hindu, di mana masyarakat Bali percaya pada keberadaan roh dan siklus kehidupan yang tak berujung.
Sebelum masuknya agama Hindu ke Bali, masyarakat setempat memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme. Mereka percaya bahwa alam semesta dihuni oleh berbagai roh dan entitas gaib yang harus dihormati dan diperdamaikan. Konsep kematian dalam kepercayaan tersebut dianggap sebagai perpindahan roh dari alam baka ke alam dunia, dan Ngaben merupakan salah satu cara untuk memfasilitasi perjalanan tersebut.
Ketika Hinduisme mulai masuk ke Bali, ajaran ini mengalami proses sinkretisme dengan kepercayaan animisme dan dinamisme yang sudah ada. Ngaben, sebagai upacara kematian, kemudian disesuaikan dengan ajaran Hindu dan diintegrasikan dengan konsep reinkarnasi dan moksa. Hal ini membuat Ngaben menjadi lebih terstruktur dan memiliki makna spiritual yang lebih dalam.
Dalam ajaran Hindu, kematian dipandang sebagai awal dari siklus kelahiran dan kematian yang tak berujung. Dalam konteks Ngaben, upacara ini dianggap sebagai langkah penting bagi roh yang meninggal untuk memasuki alam baka dan kemudian melanjutkan perjalanan spiritualnya. Oleh karena itu, Ngaben dilakukan dengan penuh kehormatan dan ritual yang kaya makna, sebagai bentuk penghormatan terakhir bagi orang yang meninggal serta sebagai sarana untuk membantu rohnya mencapai kedamaian dan moksa.
Asal usul tradisi Ngaben yang kaya akan sejarah dan makna ini membuatnya tetap menjadi salah satu warisan budaya yang sangat penting bagi masyarakat Bali hingga saat ini, ujar Ni Komang Ari.