Home > Nasional

UNESCO : Sekitar 7.600 Bahasa Daerah Di Dunia Setiap 2 Minggu, Kehilangan 1 Bahasa Daerah

Setiap dua minggu, dunia kehilangan satu bahasa daerah karena punah akibat tidak ada lagi penuturnya. Menurut Kepala Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kemendikbudristek, Aminudin Aziz, data itu merupakan hasil survei badan dunia PBB, UNESCO
Dok.Jabarprov.go.id
Dok.Jabarprov.go.id

TOPNEWS62.COM- Bandung, Rabu (17/04/2024) Setiap dua minggu, dunia kehilangan satu bahasa daerah karena punah akibat tidak ada lagi penuturnya. Menurut Kepala Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kemendikbudristek, Aminudin Aziz, data itu merupakan hasil survei badan dunia Persatuan Bangsa-bangsa (PBB), United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Aminudin menyampaikan hal tersebut saat membuka pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru Utama Revitalisasi Bahasa Daerah untuk Tunas Bahasa Ibu Jenjang SD se-Jabar, di Soreang Kabupaten Bandung, Minggu 31 Maret 2024. "Dari sekitar 7.600 bahasa daerah di dunia, UNESCO mencatat dalam dua minggu ada satu bahasa daerah yang hilang atau punah karena sudah tidak ada lagi penuturnya," katanya.

Di Indonesia sendiri yang memiliki 718 bahasa daerah, data pada tahun 2019, 11 diantaranya sudah dinyatakan punah. Kemudian data tahun 2021, 24 bahasa daerah dinyatakan mulai mengalami kemunduran dari segi jumlah penutur. "Dan itu terjadi mulai dari wilayah Indonesia Timur, Indonesia Tengah dan Barat. Padahal di wilayah Tengah dan Barat jumlah penutur bahasa daerah masih cukup banyak. Contohnya bahasa Jawa ada 70 juta, bahasa Sunda 40 juta," terangnya.

Lalu bagaimana dengan bahasa Sunda? Aminudin menyampaikan data BPS, dari tahun 2010 hingga 2020 sedikitnya bahasa Sunda kehilangan 2 juta penuturnya."Itu dalam kurun waktu 10 tahun. Saat ini mungkin sudah bertambah. Oleh karena itu untuk memperlambat kepunahan bahasa daerah, Badan Bahasa meluncurkan program Revitalisasi Bahasa Daerah sejak 2021 di seluruh Indonesia, dengan sasaran siswa SD dan SMP, dengan kebijakan utama adalah memberikan peluang seluas-luasnya menggunakan kembali bahasa daerahnya masing-masing," papar Aminudin.

Adapun sebagai acuan bahan ajar dalam revitalisasi bahasa daerah, ada 4 prinsip yaitu relevan antara karakter siswa dan lingkungan kebahasaannya, menyenangkan, terpadu dan kolaborasi.

Sementara itu, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jabar dalam laporan kegiataanya menyampaikan bahwa Peningkatan Kompetensi Guru Utama Revitalisasi Bahasa Daerah untuk Tunas Bahasa Ibu Jenjang SD dan SMP di Jabar tahun 2024 diikuti 345 peserta, yang diselenggarakan di waktu yang berbeda.

"Kegiatan ini merupakan langkah awal dari program Revitalisasi Bahasa Daerah tahun 2024 di Jawa Barat, sebagai bekal para guru utama ini menyampaikan kembali kepada rekan sejawat dan kepada para siswa," ujar Herawati. Revitalisasi Bahasa Daerah juga merupakan salah satu wujud kurikulum merdeka episode ke-17 dan salah satu dari 3 program prioritas Balai Bahasa Jabar dalam upaya Perlindungan Bahasa dan Sastra daerah.

× Image