Home > Nasional

Gelombang Tinggi Terjang Buru Selatan, Sumbar Siaga Darurat Karhutla

BNPB mengingatkan seluruh masyarakat untuk selalu memperhatikan informasi resmi, menyiapkan kebutuhan darurat, serta melaporkan segera setiap potensi bencana.
Dok. BNPB
Dok. BNPB

TOPNEWS62.COM, JAKARTA — Dua bencana berbeda melanda wilayah Indonesia bagian timur dan barat pada pertengahan Agustus 2025. Di Kabupaten Buru Selatan, Provinsi Maluku, gelombang tinggi yang terjadi sejak Senin (11/8) hingga Kamis (14/8) menyebabkan kerusakan cukup parah pada rumah warga dan talud penahan ombak.

BPBD Kabupaten Buru Selatan melaporkan dampak bencana terjadi di lima kecamatan dan 17 desa, yakni Kecamatan Namrole, Waesama, Leksula, Kepala Madang, dan Ambalau. Data awal mencatat 61 kepala keluarga mengungsi, 18 rumah rusak berat, 43 rumah terdampak, serta 1 unit fasilitas pendidikan rusak.

Selain itu, 1.875 meter talud penahan ombak mengalami kerusakan, terdiri dari tiga talud rusak berat sepanjang 700 meter dan 14 talud terdampak sepanjang 1.175 meter. Desa-desa di Kecamatan Waesama, seperti Waesili, Waetawa, dan Wamsisi, tercatat mengalami kerusakan paling signifikan.

“Kerusakan talud ini sangat mengkhawatirkan. Jika tidak segera diperbaiki, potensi abrasi akan semakin parah dan mengancam pemukiman warga pesisir,” ujar seorang pejabat BPBD setempat.

Langkah darurat telah dilakukan, termasuk peninjauan lokasi, koordinasi lintas OPD, serta penyiapan skema bantuan bagi warga terdampak. Hingga kini, warga yang rumahnya rusak berat masih mengungsi di rumah keluarga. Sementara hujan dengan intensitas sedang masih turun di beberapa titik.

Sementara itu, di wilayah barat Indonesia, tepatnya Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, kebakaran hutan dan lahan kembali terjadi pada Rabu (13/8) sore. Kebakaran melanda area di Jorong Turawan, Nagari III Koto, Kecamatan Rambatan, dan menghanguskan sekitar 4 hektare lahan.

Kebakaran terjadi hanya sekitar 200 meter dari pemukiman warga, diduga akibat pembakaran sampah yang merembet ke lahan kering. Beruntung, api berhasil dipadamkan oleh tim BPBD bersama pemadam kebakaran dan masyarakat setempat.

Meski kondisi saat ini terkendali, ancaman kebakaran masih tinggi. Gubernur Sumatera Barat telah menetapkan Status Siaga Darurat Karhutla melalui SK Nomor 360-416-2025, berlaku hingga 21 September 2025.

BNPB menegaskan perlunya kewaspadaan masyarakat. “Jangan membakar sampah atau membuka lahan dengan cara membakar. Risiko kebakaran sangat tinggi di musim kemarau ini,” katanya.

BNPB mengingatkan seluruh masyarakat untuk selalu memperhatikan informasi resmi, menyiapkan kebutuhan darurat, serta melaporkan segera setiap potensi bencana agar penanganan dapat dilakukan cepat.

× Image