Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana Tanggal 11 April 2025
TOPNEWS62.COM, JAKARTA - Sejumlah bencana hidrometeorologi basah dilaporkan masih mendominasi di beberapa wilayah di tanah air. Rentetan bencana tersebut terjadi seiring dengan masuknya masa pancaroba atau peralihan musim hujan ke musim kemarau.
Berdasarkan laporan peristiwa bencana yang dihimpun oleh BNPB pada Kamis (10/4), terdapat tiga peristiwa banjir, sedangkan cuaca ekstrem, serta kekeringan, dan gempabumi masing-masing satu peristiwa.
Peristiwa bencana banjir terjadi di antaranya di Kota Tebing, Sumatera Utara pada Kamis (10/4). Banjir ini terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi yang membuat meluapnya air sungai Bahilang. Sedikitnya lima kelurahan dari dua kecamatan terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 10 hingga 70 sentimeter.
Banjir tersebut juga dilaporkan membuat 187 Kepala Keluarga (KK) atau 728 jiwa terdampak dan menyebabkan kerugian materil 1 unit faskes dan satu unit fasum terdampak. Menyikapi bencana tersebut BPBD setempat telah melakukan upaya dan koordinasi guna merespons peristiwa tersebut.
Banjir juga terjadi di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, pada Kamis (10/4). Banjir terjadi karena meluapnya Sungai Noling akibat kenaikan debit air yang disebabkan oleh hujan dengan intensitas tinggi. Sedikitnya tiga desa dan dua kelurahan di Kecamatan Ponrang terdampak banjir dengan ketinggian air dari 30 sampai 50 sentimeter.
Sebanyak 600 KK akibat banjir di Kabupaten Luwu terdampak dan dua KK atau tujuh jiwa di antaranya mengungsi di pos pengungsian yang telah dibuat oleh BPBD setempat. Selain mendirikan pos pengungsian, BPBD juga telah melakukan evakuasi warga terdampak dan siswa sekolah karena adanya lima unit fasilitas pendidikan yang terdampak.
Selain di Kabupaten Luwu dan Kota Tebing, banjir juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Kamis (10/4) sore sekira pukul 17.40 WIB. Banjir tersebut terjadi di Desa Puspasari, Kecamatan Citeureup.
Sedikitnya sebanyak 87 KK atau 327 jiwa terdampak banjir tersebut. Guna merespons peristiwa ini, BPBD Kabupaten Bogor telah melakukan sejumlah upaya penanganan dan koordinasi serta asessment di wilayah terdampak. Genangan air pun telah berangsur surut.
Sementara itu, cuaca ekstrem dilaporkan terjadi di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada Kamis (10/4), sekira pukul 13.45 hingga 14.50 WIB. Cuaca ekstrem terjadi akibat dipicu oleh hujan deras disertai angin kencang. Sebanyak 40 KK dilaporkan terdampak tiga di antaranya mengungsi.
Akibat kejadian bencana ini, sebanyak 37 unit rumah mengalami rusak ringan, satu unit rumah rusak sedang, dan dua unit rumah rusak berat. Selain itu kantor pemerintahan juga mengalami kerusakan. Menyikapi kejadian ini BPBD Kabupaten Cilacap telah melakukan kaji cepat dan pembersihan material bangunan rusak dan pohon tumbang.
Bencana lain yang tercatat terjadi di Kabupaten Subang, Jawa Barat, yang dilanda kekeringan, pada Kamis (10/4). Adapun wilayah terdampak terjadi di Desa Legonwetan, Kecamatan Legonkulon, di mana sebanyak 80 KK atau 299 jiwa terdampak akibat kekeringan ini.
Guna merespons kejadian ini, BPBD setempat telah berkoordinasi dan melakukan assessment atau kaji cepat di lokasi untuk menindaklanjuti peristiwa ini. Selain itu, BPBD Kabupaten Subang juga telah mendistribusikan air bersih sebanyak 5.000 liter kepada warga terdampak.
14 Unit Rumah Alami Rusak Ringan Akibat Gempa di Kota Bogor
Sementara itu, bencana lain yang terjadi yakni gempabumi terjadi di Kota Bogor, pada Kamis (11/4), malam sekira pukul 22.16 WIB. Sebanyak 14 unit rumah dilaporkan mengalami kerusakan ringan akibat gempa berkekuatan M 4.1 yang mengguncang tersebut. Kendati demikian tidak ada korban jiwa akibat bencana yang terjadi.
Berdasarkan data yang diterima oleh BNPB, gempa yang terjadi berpusat di darat berkedalaman 5 km, dengan parameter 6.62 Lintang Selatan (LS) dan 106.80 Bujur Tiimur (BT).
Dilaporkan, akibat gempa dirasakan sedang selama dua hingga tiga detik di Kota Bogor ini, membuat masyarakat berlarian keluar rumah. Hingga Siaran Pers ini diterbitkan, BPBD Kota Bogor masih bersiaga melakukan pemantauan serta upaya penanganan. Meski demikian dilaporkan kondisi warga sudah kondusif dan kembali ke rumah masing-masing.