Meneruskan Mental Pemenang Usai Lebaran: Kunci Mental Juara dan Seni Bermain di Dunia Profesional

TOPNEWS62.COM, JAKARTA – Ramadan hampir berakhir. Dari kegiatan menahan hawa nafsu selama sebulan ini, telah lahir para juara yang mampu menepis niat melanggar pantangan makan-minum saat berpuasa, mampu mengendalikan emosi, dan meningkatkan rasa kepedulian sesama.
Masalahnya, apakah pasca lebaran para pemenang ini mampu bertahan? Atau mereka tumbang dan kembali ke kebiasaan buruk sebelum masa puasa?
Julius Suharto, pencetus metode Playsonality, menceritakan perbincangannya dengan seorang profesional muda setelah sebuah proyek besar rampung sukses. Profesional muda ini berkata, “Saya merasa sudah ‘selesai’, capek banget, kayak mau cuti panjang.” Pekerja tersebut mengira kemenangan adalah titik akhir.
Menurut Julius, Playsonality Coach pertama dan satu-satunya di Indonesia, situasi semacam itu sangat umum terjadi. “Banyak orang, setelah mencapai puncak menang dalam proyek besar, promosi jabatan, atau sukses melewati Ramadan malah kehilangan ritme. Semangat menurun, fokus melemah, dan tanpa sadar, performa ikut merosot,” ujarnya.
Setelah menang, lanjutnya, sebagian orang malah jadi penonton di hidupnya sendiri. Ini karena dalam setiap kejadian pasca kesuksesan Julius melihat tiga pola yang selalu berulang.
Pertama, Terlalu Puas. Padahal rasa puas membuat banyak orang santai terlalu lama. Kedua adalah Kehilangan Arah, tidak segera menetapkan tantangan baru setelah menang. Sedangkan ketiga adalah Ritme Positif menurun. Disiplin dan kebiasaan baik yang terbangun sebelumnya hilang perlahan.
Setelah Ramadan, fenomena ini sadar tidak sadar makin terasa di kalangan profesional muda. Saat puasa, kita terbiasa bangun lebih pagi, menahan emosi, dan tetap produktif. Tapi setelahnya? Banyak yang balik ke pola lama.
Bagaimana mencegahnya?
“Ciptakan mental juara, bukan hanya soal menang satu kali. Mental juara adalah kemampuan untuk ‘bermain berulang-ulang’, mempersiapkan diri untuk bermain lebih baik di level berikutnya,” tegas pria yang menjabat Executive Director PT. Bravo Sinergi Solusi ini.
Menang, tukasnya, adalah checkpoint, bukan garis finish. Memiliki mental pemenang bisa membuat karir lebih berkembang sekaligus menjadi inspirasi bagi orang lain. Tidak hanya untuk merayakan setiap kemenangan, tetapi juga bisa untuk menjadikan setiap “kekalahan” dan menyihirnya menjadi kemenangan yang tertunda.
“Inilah yang kami bangun di Bravo melalui Playsonality, sebuah pendekatan psikologi bermain untuk orang dewasa. Playsonality membantu orang dewasa menghubungkan ulang konsep play dengan dunia professional,” jelas Julius, yang menyelesaikan studi sarjana dan program magister bidang psikologinya di Universitas Atma Jaya.
Play di sini bukan sekadar main-main melainkan cara berpikir dinamis yang menjaga para pekerja dan profesional muda tetap adaptif, kolaboratif, dan tangguh. Profesional dengan mental juara tidak hanya mengejar hasil melainkan juga menjaga proses tetap hidup, kreatif, dan penuh makna.
“Kalau anak-anak main untuk belajar, orang dewasa harus belajar untuk bermain lagi agar tetap tumbuh, ” ujar praktisi bersertifikat LEGO® Serious Play Facilitator tahun 2017 ini.
Untuk tetap bermental juara dan memenangkan pertarungan berkali-kali, Julius memberikan beberapa tips. Salah satunya, seseorang hendaknya segera menentukan tantangan baru. Kemenangan kemarin adalah modal dan bukan sebagai alasan untuk berhenti.
Para profesional muda dianjurkan pula membawa kebiasan baik Ramadan ke dalam rutinitas kerja. Disiplin pagi hari, pengendalian diri, dan kejelasan niat adalah aset yang bisa digunakan setiap hari.
Selain itu, mereka hendaknya mengaktifkan Kembali pola pola “serious play” dengan cara melibatkan diri dalam aktivitas yang menggabungkan kerja, kolaborasi, dan elemen bermain baik itu brainstorming kreatif, refleksi tim, atau menyusun ulang strategi.
Penulis buku “Great Leader in You” dan “Menaklukkan Gen-Z” percaya bahwa orang dewasa yang tetap bermain adalah mereka yang siap ‘menang berkali-kali’. “Jangan cuma jadi pemenang, jadilah pemain yang tahan lama di permainan hidup ini,” ujar Julius, menutup pembicaraan.