Propolis untuk Menjaga Stamina dalam Menjalankan Puasa

TOPNEWS62.COM, JAKARTA -- Menjalankan ibadah puasa dalam kondisi sehat selama bulan Ramadhan tentu menjadi harapan setiap orang. Berbagai upaya dilakukan agar puasa dapat berlangsung dengan nyaman tanpa gangguan kesehatan.
Namun, tantangan tetap ada. Dua gangguan kesehatan yang kerap muncul dan mengganggu kenyamanan berpuasa adalah sariawan dan radang tenggorokan. Ketika kondisi ini menyerang, berbicara menjadi sulit, bahkan berbuka puasa serta makan dan minum pun terasa kurang nyaman.
“Puasa bisa menjadi tantangan bagi penderita sariawan dan radang tenggorokan karena rasa sakit yang ditimbulkannya,” ujar pakar kesehatan alternatif dan penyembuhan holistik, Dr. Agus Tjandra, di Jakarta, Kamis (27/2).
Dalam dunia medis, sariawan dikenal sebagai stomatitis aphtosa, yakni peradangan atau luka kecil di dalam mulut, seperti pada bibir, pipi bagian dalam, lidah, atau gusi. Meski tidak menular, sariawan dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang cukup mengganggu. Hal ini berbeda dengan herpes oral, yang terjadi di permukaan bibir dan bersifat menular.
Sariawan dapat dialami oleh siapa saja, dan penyebab utamanya sering kali adalah kurangnya kebersihan mulut. Luka ini bisa muncul akibat tergigitnya bibir secara tidak sengaja, gigi yang terlalu tajam, pemakaian kawat gigi, atau konsumsi makanan keras. Selain itu, kekurangan vitamin, zat besi, daya tahan tubuh yang lemah, infeksi, efek samping obat-obatan, serta stres juga dapat memicu sariawan.
Jika tidak diobati, sariawan biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam satu hingga dua pekan. Untuk meredakan nyeri, dapat digunakan kompres es batu atau obat kumur yang tersedia di pasaran. Jika tidak kunjung membaik, konsultasi dengan dokter menjadi langkah yang tepat.
Sementara itu, radang tenggorokan, atau faringitis, bukanlah penyakit melainkan gejala dari kondisi tertentu. Gejalanya meliputi rasa sakit dan gatal di tenggorokan, kadang disertai demam, sakit kepala, nyeri telinga, serta pembesaran kelenjar getah bening. Penyebabnya bisa berupa infeksi virus, bakteri, alergi, iritasi, atau bahkan tumor.
Radang tenggorokan yang disebabkan oleh virus umumnya akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari hingga satu minggu. Dokter biasanya akan memberikan obat pereda nyeri dan demam. Jika penyebabnya adalah bakteri, maka antibiotik diperlukan.
Seperti pepatah yang mengatakan, “Lebih baik mencegah daripada mengobati,” baik sariawan maupun radang tenggorokan dapat dicegah dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut, menyikat gigi secara teratur, serta mengonsumsi makanan bergizi. Untuk mencegah radang tenggorokan, disarankan juga menghindari pemicu iritasi, beristirahat cukup, berolahraga, serta mengelola stres dengan baik. Vaksinasi flu juga dapat menjadi pilihan jika diperlukan.
Belakangan, penggunaan bahan alami seperti propolis semakin populer karena dinilai memiliki banyak manfaat tanpa efek samping. Propolis merupakan zat yang dihasilkan oleh lebah dari getah resin tumbuhan yang dicampur dengan air liurnya. Zat ini digunakan lebah untuk mensterilkan sarangnya.
Propolis telah lama dikenal memiliki sifat anti-inflamasi, antioksidan, antibakteri, antijamur, dan bahkan antikanker. Kandungan flavonoid dan polifenol di dalamnya berperan dalam menekan serta menstabilkan radikal bebas dalam tubuh. Propolis berkualitas tinggi biasanya mengandung senyawa bioaktif seperti Galangin dan Quercetin-3.
Mengonsumsi propolis selama bulan Ramadhan dapat menjadi salah satu cara untuk mencegah sariawan dan radang tenggorokan. “Ketika saya mulai merasakan gejala sariawan atau radang tenggorokan, saya langsung mengonsumsi propolis, dalam hal ini Meta Propolis,” ujar Yanthi, seorang ibu rumah tangga di Jakarta. Ia mengaku mengonsumsi tiga tetes propolis setiap malam dan pagi hari, yang membantunya meredakan gejala dengan cepat.
Yanthi merasa nyaman menggunakan Meta Propolis karena telah memiliki sertifikasi dari BPOM, halal, serta CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik). Selain itu, produk ini merupakan satu-satunya di Indonesia yang telah memperoleh sertifikasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).