BMH Kuatkan Skil Calon Dai dengan Bekal Penting
TOPNEWS62.COM, MAKASSAR -- Dai sebenarnya bukan dituntut hanya bisa berceramah. Terlebih dalam tantangan hidup ke depan yang kian kompleks. Menyadari itu BMH yang selama ini mendukung Yayasan Pendidikan Dai Sultabatara dalam mencetak calon dai terus mengembangkan metode pembekalan yang memadai.
"Secara mendasar, calon dai memang harus menguasai ilmu-ilmu dasar. Seperti bahasa Arab, metode belajar dan mengajar Alquran, kitab-kitab seperti Jurumiah. Kemudian juga sisi fiqh, termasuk fiqh dakwah. Lebih jauh mereka juga ditempa dengan perkembangan masyarakat di era digital," terang Ketua Yayasan Pendidikan Dai Sultanbatara, Ust. Rezkyaman.
Tidak berhenti pada masa pendidikan, saat calon dai itu lulus dan tugas di masyarakat, secara berkala mereka akan mendapat program upgrading dai.
"BMH berperan mendukung di dalam pendidikan berkelanjutan bagi calon dai dan dai muda yang telah tugas di masyarakat," ungkap Kadiv Program dan Pemberdayaan BMH Sulsel, Basori Sobirin.
Pendidikan dan pembekalan calon dai muda berlangsung efektif dan efisien karena penerapan model asrama, sehingga 24 jam, mereka benar terpantau dengan baik.
Sampai saat ini Yayasan Pendidikan Dai Sultanbatara yang didukung BMH telah meluluskan 100 dai muda yang terbagi dalam enam angkatan setiap tahunnya.
Salah seorang dai muda yang kini tugas dakwah, Muhammad Yusdi, mengaku bahwa sistem pendidikan dan pembekalan yang ia rasakan sangat efektif.
"Saya sebagai alumni dalam pendidikan dai merasakan betul bagaimana sistem pendidikan dan pembekalan yang diberikan sangat efektif. Masyarakat kita ternyata sangat antusias ingin belajar Alquran, menyempurnakan pengetahuan tentang tata laksana ibadah. Semua ilmu, termasuk Jurumiah dan metode mengaji dengan matan Al-Jazari, saya buktikan sangat bermanfaat dalam tugas saya sebagai dai," ungkapnya.
Selain itu, ilmu fiqh dakwah menjadikan Yusdi mudah berbaur dengan masyarakat. Ia merasa benar-benar bisa memberi arti bagi diri dan sesama.
Yusdi dan teman-temannya kini tak berdakwah hanya di masjid atau mushola untuk berceramah. ia juga aktif ke forum masyarakat, lembaga pendidikan, untuk terus menyampaikan akhlak baik penting menjadi karakter diri dalam menghadapi tantangan digital dan global.*