Home > Wisata

Menparekraf Dorong Peran Media Promosikan Pariwisata Bali Utara dan Banyuwangi

Sandiaga menegaskan bahwa distribusi wisatawan harus lebih merata, tidak hanya terfokus di Bali Selatan, tetapi juga di Bali Utara, Banyuwangi, dan Bali Barat
Dok. kemenparekraf.go.id
Dok. kemenparekraf.go.id

TOPNEWS62.COM, Singaraja - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, menyoroti pentingnya peran semua pihak, termasuk media, dalam upaya mendorong pemerataan kunjungan wisatawan ke berbagai wilayah di Bali. Melalui pentahelix pariwisata, yang melibatkan akademisi, pebisnis, pemerintah, komunitas, dan media, Sandiaga menegaskan bahwa distribusi wisatawan harus lebih merata, tidak hanya terfokus di Bali Selatan, tetapi juga di Bali Utara, Banyuwangi, dan Bali Barat, yang dikenal sebagai destinasi 3B.

“Media memiliki peran strategis dalam menarik minat wisatawan untuk mengeksplorasi destinasi 3B, yaitu Kabupaten Buleleng di Bali Utara, Banyuwangi, dan Bali Barat. Semakin banyak eksposur dari media, semakin tinggi pula minat wisatawan untuk berkunjung ke sana,” ujar Sandiaga Uno dalam diskusi bersama media yang mengikuti Press Tour ke Bali Utara di Kantor Bupati Buleleng, Sabtu (10/8/2024).

Sandiaga Uno menjelaskan bahwa penyebaran wisatawan ke wilayah Bali Utara, khususnya Kabupaten Buleleng, tidak hanya bertujuan untuk pemerataan pendapatan pariwisata di seluruh Bali, tetapi juga untuk mencegah gejala overtourism di Bali Selatan akibat penumpukan wisatawan.

Pasca pandemi COVID-19, Bali mengalami pertumbuhan yang pesat. Pada semester pertama tahun 2024 (Januari-Juni 2024), jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia mencapai 6,4 juta, dengan 45,39 persen atau sekitar 2,9 juta di antaranya masuk melalui Bali. Angka ini bahkan melampaui jumlah kunjungan pada tahun 2019, sebelum pandemi, yang mencapai 2,85 juta kunjungan.

Dok. Kemenparekraf
Dok. Kemenparekraf

Untuk mendukung pemerataan kunjungan wisatawan, pemerintah bersama seluruh elemen pentahelix pariwisata terus mengembangkan ekosistem pariwisata Bali yang lebih berkualitas dan berkelanjutan melalui inovasi, adaptasi, dan kolaborasi. Salah satunya adalah kerjasama dengan pelaku usaha biro perjalanan untuk menciptakan paket wisata menarik yang mencakup wilayah Bali Utara, seperti paket tour Pemuteran-Ijen-Bromo-Pemuteran.

Paket wisata Buleleng-Banyuwangi tersebut telah dipasarkan dalam kegiatan Misi Penjualan Destinasi Pariwisata di Jembrana, Bali, dengan potensi transaksi mencapai Rp1,2 miliar dan berpotensi menarik sekitar 24.000 wisatawan ke Bali Utara. Selain itu, peningkatan kualitas Desa Wisata juga menjadi fokus utama dalam menarik kunjungan wisatawan ke Kabupaten Buleleng.

Hingga saat ini, terdapat 75 Desa Wisata di Buleleng, dengan 9 di antaranya masuk dalam nominasi penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI). Salah satu yang paling menonjol adalah Desa Wisata Pemuteran, yang telah meraih penghargaan internasional UNDP Equator Award for Community Based Development dan UNDP Social Award for Marine and Coastal Zone Management pada tahun 2012 berkat keberhasilannya dalam konservasi terumbu karang menggunakan metode Biorock yang melibatkan masyarakat nelayan setempat.

Desa Wisata Pemuteran kini telah menjadi ikon destinasi wisata bahari kelas dunia. Selain itu, ada juga Pantai Lovina yang terkenal dengan atraksi lumba-lumba liar di habitat aslinya, yang menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Menparekraf Sandiaga juga mengingatkan tentang Desa Madenan yang terkenal sebagai penghasil durian terbaik di Indonesia, yang dipromosikan melalui Festival Ki Raja di Madenan tahun lalu.

Namun, penyebaran wisatawan ke Buleleng masih terbatas. Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, menyatakan bahwa pada semester pertama 2024, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Buleleng hanya mencapai 270.000 kunjungan, sementara wisatawan domestik baru mencapai 500.000 kunjungan. Pariwisata Buleleng hanya mengalami high seasons selama dua bulan, yaitu Juli-Agustus, dengan peak seasons di Desember-Januari. Selebihnya, tingkat okupansi hotel hanya mencapai 20-30 persen selama low seasons.

Suyasa menyebutkan bahwa salah satu kendala utama dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Buleleng adalah aksesibilitas yang terbatas, terutama infrastruktur jalan yang membuat perjalanan menjadi panjang dan melelahkan. Oleh karena itu, perbaikan infrastruktur menjadi prioritas pemerintah daerah untuk mendukung pariwisata yang berkelanjutan.

Dalam hal ini, pembangunan Jalan Nasional Baru (Short Cut) Singaraja-Mengwitani yang saat ini telah mencapai titik 3-8 perlu dilanjutkan hingga mendekati pusat Kota Singaraja, guna mengatasi masalah aksesibilitas tersebut.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Gede Dody Sukma Aktiva Askara, menyampaikan bahwa pengembangan pariwisata di Bali Utara fokus pada eco-community based tourism sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan alam dan budaya masyarakat setempat. Buleleng memiliki dataran tinggi dan garis pantai terpanjang di Bali, yang harus dijaga kelestariannya, termasuk terumbu karang dan biota lautnya.

Pengembangan ekowisata berbasis masyarakat ini diharapkan dapat mendukung keseimbangan antara kepentingan pelaku industri pariwisata dan masyarakat lokal dalam mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan ramah lingkungan di Bali Utara. Program ini juga bertujuan untuk mempromosikan destinasi wisata di Bali Utara yang belum banyak dikenal, sekaligus menjawab isu overtourism di Bali Selatan yang banyak diangkat oleh media nasional maupun internasional.

Kegiatan Press Tour ke Buleleng, Bali Utara, yang diikuti oleh 15 media nasional dan internasional selama tiga hari (9-11 Agustus 2024), merupakan wujud kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Buleleng dengan Kemenparekraf. Acara ini juga dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk Kadispar Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun, DPD PHRI Buleleng, Asosiasi Desa Wisata, Badan Promosi Kabupaten Buleleng, perwakilan akademisi, dan media lokal di Kabupaten Buleleng, Bali.

× Image