Home > Travel dan Haji

Perbedaan Fasilitas Hotel di Madinah dan Makkah, Jemaah Harus Mempersiapkan Ini

Para jemaah akan tinggal di Madinah selama sekitar delapan hingga sembilan hari.
Dok.kemenag
Dok.kemenag

TOPNEWS62.COM, Makkah - Jemaah haji gelombang II akan mulai diberangkatkan dari Makkah menuju Madinah secara bertahap pada Rabu, 26 Juni 2024. Para jemaah ini akan tinggal di Madinah selama sekitar delapan hingga sembilan hari.

Kepala Daerah Kerja Makkah, Khalilurrahman, menyebutkan bahwa pada hari ini, terdapat 17 kelompok terbang jemaah gelombang II yang akan diberangkatkan ke Madinah. Ia mengimbau agar jemaah mulai mempersiapkan kebutuhan peribadatannya di Madinah sejak masih berada di Makkah.

"Berbeda dengan di Makkah, di mana jarak hotel ke Masjidil Haram cukup jauh sehingga membutuhkan Bus Shalawat, di Madinah, hotel-hotel berada dekat dengan Masjid Nabawi. Jaraknya sekitar 500 meter dari hotel ke Masjid Nabawi," jelas Khalilurrahman di Makkah, Rabu (26/6/2024).

Khalil juga mengingatkan bahwa kondisi hotel di Madinah berbeda dengan di Makkah. "Kapasitas hotel di Madinah tidak sebanyak di Makkah. Jika di Makkah satu hotel bisa menampung hingga 20 ribu jemaah, di Madinah paling hanya sekitar 1.500-an," ujar Khalil.

Kondisi ini perlu dipahami oleh jemaah karena berdampak pada penempatan jemaah. "Jangan kaget kalau nanti ada kelompok yang terpisah penempatannya," tambah Khalil. Karena jumlah kapasitasnya lebih sedikit, tidak heran jika lobi hotel di Madinah juga lebih kecil dibandingkan pemondokan di Makkah.

"Selain itu, jumlah lift di hotel-hotel Madinah juga terbatas. Jadi, jika ingin salat fardhu di Nabawi, jemaah perlu mengatur waktu penggunaan lift," imbuhnya. Karakteristik hotel di Madinah memiliki luas yang lebih kecil daripada hotel-hotel di Makkah. "Berbeda juga dengan di Makkah, pemondokan di Madinah tidak menyediakan mushala," terang Khalil.

Pemondokan jemaah haji Indonesia di Madinah merupakan hotel berbintang 3 hingga 5. Oleh karena itu, mereka tidak menyediakan tempat untuk mencuci dan menjemur pakaian seperti di Makkah. Untuk mengatasinya, jemaah diharapkan sudah menyiapkan pakaian ganti yang cukup selama beraktivitas di Madinah. "Usahakan memakai pakaian yang mudah menyerap keringat sehingga tidak perlu mencucinya terlalu sering," ujar Khalil.

Prioritaskan Ziarah Raudhah

Selama berada di Madinah, jemaah juga akan berziarah ke beberapa lokasi seperti Raudhah, Masjid Kuba, Jabal Uhud, dan lainnya. "Untuk masuk ke Raudhah, jemaah akan menggunakan tasreh yang sudah didaftarkan oleh Bimbad Madinah," kata Khalil.

Seringkali, jadwal untuk ziarah ke Raudhah bertepatan dengan ziarah ke situs lain. Jika hal ini terjadi, Khalil meminta agar jemaah mendahulukan ziarah ke Raudhah. "Prioritaskan ziarah ke Raudhah dulu. Karena jadwalnya tidak bisa diulang. Jika terlewat, jemaah tidak akan memiliki kesempatan lagi. Jadi, pastikan tidak terlewat jadwalnya ke Raudhah," pesan Khalil.

Ia juga mengingatkan jemaah untuk menjaga kondisi fisik selama berada di Madinah. "Ingat untuk tetap menjaga kondisi fisik. Jangan memaksakan diri dalam beribadah. Selalu gunakan alat pelindung diri saat keluar dari penginapan," tegasnya.

Cuaca di Madinah lebih panas dibandingkan Makkah, sehingga alat pelindung diri sangat penting untuk dibawa oleh jemaah. "Jangan lupa untuk menggunakan sunscreen, topi, dan kacamata. Bawa juga payung dan botol semprot (spray). Satu lagi, pastikan untuk sering minum agar terhindar dari dehidrasi," pesan Khalil.

× Image