Waspada Terhadap Penularan Penyakit saat Libur Lebaran: HFMD dan Demam Berdarah
TOPNEWS62.COM - Kemenkes mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap penularan penyakit hand, foot, and mouth disease (HFMD) yaitu penyakit kaki, tangan n mulut sering disebut Flu Singapura, selama arus mudik dan balik Lebaran 1445 H/2024 M. Meskipun jarang menyebabkan penyakit berat, HFMD memiliki tingkat penularan yang tinggi, terutama di kalangan bayi dan balita yang seringkali menjadi korban. Meskipun jarang menyebabkan penyakit berat, HFMD memiliki tingkat penularan yang tinggi, terutama di kalangan bayi dan balita yang seringkali menjadi korban.
Juru Bicara Kemenkes, dr. M Syahril, menyampaikan bahwa hampir 6.500 kasus HFMD telah tercatat hingga pekan ke-13 tahun 2024. Kasus tersebut didominasi oleh anak-anak, namun juga melibatkan sejumlah orang dewasa. Daerah-daerah dengan kasus HFMD tertinggi termasuk Jawa Barat, Banten, DI Yogyakarta, dan Jawa Tengah, yang secara geografis berada di Pulau Jawa.
Tren peningkatan kasus HFMD diperkirakan akan semakin meningkat selama periode mudik dan libur panjang Lebaran, yang juga berpotensi meningkatkan kasus flu Singapura. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap menjaga kesehatan dan kebersihan selama perjalanan mudik dengan mencuci tangan secara teratur dan menerapkan etika batuk dan bersin. Selain itu, hindari kontak langsung dengan orang yang mungkin terinfeksi.
Selain HFMD, dr. Syahril juga mengingatkan akan risiko demam berdarah dengue (DBD), terutama di wilayah-wilayah dengan angka kasus tinggi. Hingga pekan ke-14 tahun 2024, telah tercatat lebih dari 60.000 kasus DBD di Indonesia, dengan angka kematian mencapai 455 orang. Kabupaten/kota dengan kasus DBD tertinggi termasuk Tangerang, Bandung, Bandung Barat, Lebak, dan Depok.
Untuk mencegah penularan DBD, pemudik diminta untuk menjaga kebersihan di kampung halaman dan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk. Langkah-langkah pencegahan ini diharapkan dapat mengurangi risiko penyebaran penyakit dan kematian akibat DBD, yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat pada tahun 2024