Momentum Idul Fitri 1445 Hijriah: Memperkokoh Persatuan dan Aksi Bersyukur dalam Masyarakat
TOPNEWS62.COM - Idulfitri tahun 1445 Hijriah telah menjadi momentum penting bagi bangsa Indonesia, yang diresmikan dengan Salat Idulfitri di Masjid Istiqlal, Jakarta. Acara tersebut disaksikan oleh puluhan ribu umat Islam serta dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, dan sejumlah pejabat lainnya.
Dalam khutbahnya, Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof Dr KH Abdul A'la Basyir, menekankan pentingnya memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Dia menggambarkan Idulfitri sebagai hari di mana keagungan Allah SWT tercermin dengan jelas di tengah-tengah manusia. Menurutnya, bulan Ramadan merupakan waktu di mana pintu ampunan Allah terbuka lebar bagi umat Islam yang bersungguh-sungguh beribadah.
KH Abdul A'la Basyir menjelaskan bahwa Idulfitri sebenarnya merupakan momen kelulusan bagi umat Islam yang berhasil menjalani bulan Ramadan dengan penuh kesabaran dan kepatuhan terhadap ajaran agama. Ini adalah waktu untuk bersyukur dan mengucapkan takbir serta tahmid atas segala anugerah yang diberikan Allah.
Dia menekankan perlunya bersyukur dengan tindakan nyata, bukan hanya dengan kata-kata. Umat Islam diharapkan tidak hanya bersyukur secara individual, tetapi juga melalui upaya bersama dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Bersyukur dalam konteks ini harus menjadi dasar untuk membangun peradaban yang adil dan sejahtera bagi bangsa Indonesia.
Menurut KH Abdul A'la Basyir, persatuan adalah prinsip fundamental dalam Islam yang harus dijunjung tinggi oleh umatnya. Oleh karena itu, segala bentuk perpecahan harus dihindari. Dia menegaskan bahwa silaturrahim dan halal bihalal harus diikuti dengan tindakan nyata yang memberi dampak positif bagi masyarakat, seperti pemberdayaan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup di desa-desa.
KH Abdul A'la Basyir juga menekankan pentingnya pengelolaan zakat fitrah sebagai bagian dari program yang memastikan tidak ada warga yang kelaparan. Dia mendorong untuk terus meningkatkan kualitas keberhasilan dari waktu ke waktu, baik pada tingkat individu maupun kolektif.
Dengan demikian, Idulfitri bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga momentum untuk mengaktualisasikan nilai-nilai keislaman dalam membangun masyarakat yang adil, sejahtera, dan bersatu padu.