Satu Individu Baru Anak Badak Jawa Terekam Kamera Jebak di TNUK
TOPNEWS62.COM - Kabar baik datang dari Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), di mana satu anak Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) baru berhasil terekam kamera di Semenanjung Ujung Kulon. Anak Badak Jawa ini terlihat dalam rekaman kamera jebak pada tanggal 4 Maret 2024 pukul 11:49 WIB, bersama dengan induknya, yang diduga merupakan anakan baru.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Satyawan Pudyatmoko, menyambut baik temuan ini. Ia menegaskan bahwa pihaknya akan terus memantau perkembangan anak Badak Jawa ini, sebagaimana halnya dengan individu Badak Jawa lainnya.
"Ini adalah kabar yang menggembirakan dan menunjukkan bahwa populasi Badak Jawa di Ujung Kulon terus berkembang dengan baik dan berkelanjutan," ujarnya.
Temuan ini didukung oleh hasil Monitoring Badak Jawa (MBJ) yang dilakukan dari Februari hingga April 2024, dengan analisis fisik oleh para ahli identifikasi individu Badak Jawa. Metode baru pemasangan kamera jebak menggunakan pendekatan sistematik sampling (cluster) juga memberikan kontribusi besar terhadap keberhasilan ini.
Anakan Badak Jawa ini diperkirakan berusia antara 3 hingga 5 bulan, dan diberi identitas sementara ID.093.2024. Meskipun jenis kelamin belum teridentifikasi karena posisi badannya, tidak ada ciri khusus atau cacat yang terlihat, sehingga dapat dikategorikan sebagai anak Badak Jawa yang normal.
Sementara itu, identifikasi induk Badak Jawa menunjukkan adanya cula batok yang cukup jelas, meskipun bagian kepala tidak terlihat dengan jelas. Tidak ada bekas luka atau cacat pada telinga, gelambir, atau ekor sang induk. Namun, identifikasi nama dan ID badak induk masih sulit karena posisinya yang terlalu dekat dengan kamera jebak.
Temuan ini merupakan kelanjutan dari rekaman sebelumnya pada tahun 2022 dan 2023, di mana dua anak Badak Jawa baru juga berhasil terekam kamera di TNUK dengan ID.091.2022 dan ID.092.2023.
Meskipun temuan ini menggembirakan, Satyawan menegaskan bahwa kita tidak boleh lengah. Ancaman seperti perburuan, predator, penyakit, inbreeding depression, dan bencana alam tetap mengintai keberadaan dan kelestarian Badak Jawa. Oleh karena itu, upaya pelestarian harus terus dijalankan dengan tanpa lelah, dan semua pihak harus selalu siap menghadapi setiap ancaman yang mungkin muncul.