DEKA INSIGHT, Dinamika Hubungan Masyarakat Indonesia dengan Uang Pasca Pandemi COVID-19
TOPNEWS62.COM – Jakarta, Sabtu (16/03/2024), Pola kebiasaan atau habit perubahan dalam hubungan masyarakat Indonesia dengan uang setelah pandemi COVID-19 ada perbedaan. Pandemi telah mempengaruhi cara masyarakat Indonesia memandang, menggunakan, dan mengelola uang, serta dampaknya pada ekonomi dan keuangan domestik.
Pandemi COVID-19 telah mengubah banyak aspek kehidupan masyarakat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu aspek yang terpengaruh adalah hubungan masyarakat Indonesia dengan uang. Sebelum pandemi, uang memiliki peran yang penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, baik sebagai alat transaksi maupun simbol status sosial. Namun, pandemi telah mengubah dinamika ini.
Perubahan dalam Penggunaan Uang: Pandemi COVID-19 mengubah tata cara masyarakat Indonesia menggunakan uang. Pembatasan sosial dan ekonomi yang diberlakukan untuk mengendalikan penyebaran virus telah menyebabkan penurunan pengeluaran konsumen. Banyak orang lebih memilih untuk menyimpan uang mereka sebagai cadangan darurat, daripada menghabiskannya untuk pembelian barang atau jasa.
Peningkatan Penggunaan Pembayaran Digital, Salah satu dampak positif dari pandemi adalah percepatan adopsi pembayaran digital di Indonesia. Banyak masyarakat yang beralih dari uang tunai ke pembayaran digital untuk mengurangi kontak fisik dan mempercepat transaksi. Hal ini juga didorong oleh kebijakan pemerintah yang mendorong pembayaran non-tunai untuk mengurangi penyebaran virus.
Dampak pada Ekonomi dan Keuangan: Perubahan dalam hubungan masyarakat Indonesia dengan uang juga berdampak pada ekonomi dan keuangan domestik. Penurunan pengeluaran konsumen telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, sementara adopsi pembayaran digital telah memicu pertumbuhan sektor fintech di Indonesia.
Pandemi COVID-19 telah mengubah cara masyarakat Indonesia memandang, menggunakan, dan mengelola uang. Perubahan ini memiliki dampak yang signifikan pada ekonomi dan keuangan domestik, serta mendorong percepatan adopsi pembayaran digital di Indonesia. Penting bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk memahami dinamika ini dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi dampaknya.
Dalam hal ini DEKA INSIGHT melakukan penelitian untuk mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang hubungan masyarakat Indonesia dengan uang, terutama setelah pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi sikap dan perilaku masyarakat Indonesia terhadap uang, serta bagaimana mereka mendapatkan dan membelanjakannya.
Penelitian ini juga mempelajari perilaku masyarakat Indonesia dalam berbagai produk keuangan, seperti tabungan, investasi, asuransi, dan pinjaman. Hasil penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kebiasaan dan preferensi keuangan masyarakat Indonesia. Pandemi COVID-19 telah berdampak signifikan terhadap cara masyarakat memandang dan menangani keuangan mereka. Penelitian DEKA INSIGHT menyoroti bagaimana masyarakat Indonesia menghadapi perubahan ini dan menyesuaikan strategi keuangan mereka.
Dengan memahami perilaku keuangan masyarakat Indonesia, perusahaan dan lembaga keuangan dapat menyesuaikan produk dan layanan mereka untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih baik. Temuan-temuan dari studi ini dapat memberikan wawasan yang berharga bagi para pelaku bisnis dan lembaga keuangan yang ingin melayani pasar Indonesia. Secara keseluruhan, penelitian DEKA INSIGHT mengenai hubungan Indonesia dengan uang memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai perilaku keuangan di negara ini, yang dapat berguna bagi bisnis dan lembaga keuangan di Indonesia dan sekitarnya.
Esha Reza selaku HRD di PT Deka Citra International yang telah menjabat HRD kurang lebih Sudah 20 tahun menyampaikan bahwa hubungan manusia dengan uang sangat kompleks dan beragam yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti budaya, pola asuh, nilai-nilai pribadi, dan pengalaman hidup.Hal ini terinpirasi dari artikel yang dimuat di website https://www.dekainsight.com/ ada beberapa aspek umum dari hubungan antara individu dan uang yang wajib diketahui secara dinamikanya yaitu :
· Kebutuhan Dasar untuk Kelangsungan Hidup: Pada intinya, uang sering dilihat sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan pakaian. Bagi banyak orang, fokus utamanya adalah menggunakan uang untuk memastikan kelangsungan hidup dan kesejahteraan.
· Rasa aman menuju kehidupan yang stabil: Uang memberikan rasa aman dan stabil. Memiliki tabungan dan sumber daya keuangan yang cukup dapat memberikan perlindungan terhadap pengeluaran tak terduga, keadaan darurat, atau ketidakpastian ekonomi.
· Kebutuhan akan Status dan Identitas: Di banyak masyarakat, kekayaan terkait dengan status dan identitas sosial. Orang dapat menggunakan uang untuk membangun status sosial mereka, mendapatkan rasa hormat, dan menentukan tempat mereka di masyarakat. Sikap dermawan dipandang uang sebagai alat untuk memberikan dampak positif bagi Masyarakat dan menaikkan status social mereka. Mereka terlibat dalam kegiatan filantropi, beramal, atau bentuk tanggung jawab sosial lainnya untuk berkontribusi pada kesejahteraan orang lain.
· Kebebasan memilih: Uang dapat memberikan rasa kebebasan dan kemampuan untuk membuat pilihan. Kemandirian finansial memungkinkan individu untuk mengejar tujuan mereka, bepergian, dan terlibat dalam kegiatan yang mereka sukai.
· Impian mendapatakan Prestasi dan Kesuksesan: Kesuksesan finansial sering disamakan dengan pencapaian dan kesuksesan pribadi. Beberapa orang memandang akumulasi kekayaan sebagai ukuran pencapaian dan kerja keras mereka.
· Membina Hubungan dan Komunikasi: Uang dapat memengaruhi hubungan, baik secara positif maupun negatif. Ketidaksepakatan tentang prioritas keuangan, kebiasaan belanja, dan perbedaan sikap terhadap uang dapat merenggangkan hubungan jika tidak dikomunikasikan dan dikelola secara efektif.
· Kehidupan Konsumerisme dan Materialisme: Dalam masyarakat yang digerakkan oleh konsumen, mungkin ada penekanan yang kuat pada harta benda dan pengejaran gaya hidup tertentu. Hal ini dapat memengaruhi kebiasaan belanja dan keinginan untuk terus menumpuk.
· Dampak akan Stres dan timbul Kecemasan: Di sisi lain, mengejar uang dapat menyebabkan stres dan kecemasan. Tekanan keuangan, utang, dan kekhawatiran tentang masa depan dapat berdampak pada kesehatan mental dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Penting untuk diketahui bahwa hubungan seseorang dengan uang sangat individualistis dan dapat berkembang seiring waktu. Oleh karena itu sikap terhadap uang dibentuk atas dasar kombinasi pengaruh eksternal dan nilai-nilai pribadi yang dapat berdampak besar pada berbagai aspek kehidupan individu tersebut, tutup Esha Reza.