Pawai Ogoh-Ogoh, Simbolisme dan Sejarah Kearifan Lokal dalam Perayaan Nyepi
TOPNEWS62.COM- Bali (12/03/2024) Ogoh-Ogoh merupakan salah satu ikon budaya Bali yang sangat populer dan memiliki makna yang dalam dalam kehidupan masyarakat Bali. Setiap tahun, sebelum perayaan Nyepi, masyarakat Bali membuat patung Ogoh-Ogoh yang besar dan menakutkan untuk kemudian diarak dalam prosesi Ngrupuk, yang merupakan bagian dari perayaan Hari Raya Nyepi.
Asal usul Ogoh-Ogoh berkaitan erat dengan mitologi dan kepercayaan Hindu Bali. Konon, tradisi ini berasal dari cerita tentang Bhuta Kala, roh jahat yang diyakini mengganggu keseimbangan alam dan kehidupan manusia. Ogoh-Ogoh merupakan representasi dari Bhuta Kala, dan pembuatannya dimaksudkan untuk mengusir roh jahat tersebut dari lingkungan masyarakat.
Dibalik nama makna dan simbolisme Ogoh-Ogoh tidak hanya sekadar patung besar yang menakutkan, melainkan juga memiliki simbolisme yang dalam di tadisi budaya Bali . Selain sebagai representasi Bhuta Kala, Ogoh-Ogoh juga melambangkan kejahatan, hawa nafsu, dan segala hal negatif yang harus diusir dari diri manusia. Prosesi pengusiran Ogoh-Ogoh dalam perayaan Ngrupuk dianggap sebagai upaya membersihkan diri dari segala kejahatan dan memulai tahun baru dengan tulus dan bersih.
Dalam proses pembuatan ogoh ogoh tersebut di Bali Ogoh-Ogoh merupakan proses yang melibatkan banyak orang dan memerlukan keterampilan khusus. Biasanya, Ogoh-Ogoh dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti bambu, kertas, dan cat, namun dibentuk sedemikian rupa sehingga terlihat menyeramkan. Proses pembuatannya juga diiringi dengan upacara-upacara keagamaan untuk memohon keselamatan dan keberkahan.
Kearifan lokal budaya Ogoh ogoh di Bali adalah Pawai Ogoh-Ogoh yang tidak hanya merupakan tradisi keagamaan, namun juga mencerminkan kearifan lokal masyarakat Bali. Melalui Ogoh-Ogoh, masyarakat Bali mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang baik, seperti kebersamaan, kejujuran, dan ketulusan. Ogoh-Ogoh juga menjadi sarana untuk mempertahankan budaya dan tradisi leluhur yang kaya akan makna dan simbolisme, Bali (10/03/2024)
Ni Komang Anggraeni seorang ibu rumah tangga di Tabanan Bali menjelaskan bahwa tradisi mebuu tahun baru Saka membersihkan rumah rumah dari energi negatif kegiatan ini dilakukan menjelang magrib atau istilahnya Sandikala. Pawai Ogoh-Ogoh ini merupakan salah satu simbol kearifan lokal dan budaya Bali yang harus dijaga dan dilestarikan. Melalui Ogoh-Ogoh, masyarakat Bali tidak hanya merayakan perayaan agama, namun juga mengajarkan nilai-nilai luhur yang dapat menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menjaga dan merayakan tradisi Ogoh-Ogoh, kita turut memperkaya dan melestarikan keberagaman budaya Indonesia yang kaya dan berwarna,” tutup Ni Komang