Home > Gaya Hidup

Kearifan lokal Grebeg Kue Apem, Tradisi Meriah Di Alun Masjid Agung Jombang

Di tengah keramaian Jombang Kabupaten, terdapat tradisi yang kental dengan nuansa budaya Jawa, yaitu Grebeg Kue Apem. Tradisi ini merupakan bagian dari perayaan budaya yang dilakukan oleh masyarakat Jombang untuk memperingati hari besar Islam
Dok.Jombangkab.go.id
Dok.Jombangkab.go.id

TOPNEWS62.COM- Jombang (12/03/2024)Di tengah keramaian Jombang Kabupaten, terdapat tradisi yang kental dengan nuansa budaya Jawa, yaitu Grebeg Kue Apem. Tradisi ini merupakan bagian dari perayaan budaya yang dilakukan oleh masyarakat Jombang untuk memperingati hari besar Islam, seperti menyambut Ramadhan tiba.

Asal Usul Grebeg Kue Apem

Grebeg Kue Apem berasal dari kata "grebeg" yang berarti berkumpul atau bertemu, sedangkan "apem" adalah nama kue tradisional Jawa yang terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti tepung beras, gula, dan ragi. Tradisi ini konon dimulai pada masa Kesultanan Yogyakarta, saat para abdi dalem (pengikut kesultanan) membuat kue apem untuk diberikan kepada rakyat jelata saat perayaan Maulid Nabi dan menyambut Ramadhan tiba.

Makna dan Simbolisme

Grebeg Kue Apem bukan sekadar pembagian kue, namun juga memiliki makna dan simbolisme yang dalam. Kue apem yang dibagikan melambangkan keberkahan dan keberlimpahan rezeki dari Allah SWT. Selain itu, tradisi ini juga menjadi simbol persatuan dan kebersamaan antarwarga Kabupaten Jombang, karena proses pembuatannya melibatkan banyak orang.

Prosesi Grebeg Kue Apem

Setiap tahun, tradisi Grebeg Kue Apem dilakukan dengan khidmat. Para pemangku pemerintahan dan masyarakat Jombang yang berkumpul di sekitar lokasi alun alun aau lapangan untuk mengikuti prosesi ini. Kue-kue apem yang telah disiapkan dalam jumlah besar kemudian dibagikan kepada masyarakat yang hadir.

Kehadiran Grebeg Kue Apem di Tengah Modernitas

Meskipun zaman terus berubah, tradisi Grebeg Kue Apem tetap dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Jawa Timur. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya kepercayaan dan kecintaan mereka terhadap budaya dan tradisi leluhur. Grebeg Kue Apem bukan hanya sekadar acara seremonial, namun juga menjadi bagian dari identitas budaya dan kearifan lokal yang harus dijaga.

Grebeg Kue Apem adalah salah satu tradisi budaya yang kaya makna dan simbolisme di Kabupaten Jombang. Melalui tradisi ini, terbentuklah kebersamaan dan persatuan yang kuat di antara masyarakat. Dengan menjaga dan merayakan tradisi ini, kita turut memperkaya warisan budaya Indonesia yang patut dilestarikan.

Grebeg Apem juga menjadi pembuka dari rangkaian kegiatan Ramadhan yang diselenggarakan di masjid Agung Baitul Mukminin, termasuk di dalamnya Gema Sholawat dan Festival Kuliner Ramadhan, serta kegiatan syiar dakwah lainnya (8/03/2024).

"Atas nama masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Jombang, saya ingin menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan acara ini. Dengan adanya kolaborasi ini, Saya berharap Grebeg Apem tahun ini dapat memberikan dampak yang lebih besar bagi umat Islam di Kabupaten Jombang untuk menyambut bulan suci ramadan dengan hati yang bersih dan tekad yang bulat untuk menjalankan ibadah dengan sebaik-baiknya", tutur PJ Bupati Pemkab Jombang.

Mengakhiri sambutannya Pj Bupati Jombang juga menekankan nilai-nilai toleransi, ukhuwah, serta saling menghargai atas perbedaan dalam menjalankan ibadah. "Marilah kita melaksanakan puasa dan ibadah lainnya di bulan Ramadan dengan niat ikhlas karena Allah SWT. Menjaga suasana Jombang tetap teduh dan kondusif", jelasnya.

Usai pembukaan ditandai dengan pemukulan Gong dan Pembacaan Doa, Pj Bupati Jombang membagikan apem kepada masyarakat yang hadir di Alun Alun Jombang. Pun demikian 16 gunungan tumpeng apem persembahan dari Gabungan Perangkat Daerah, Bank Jombang, PDAM, Bank Jatim, dan AFCO juga habis menjadi rebutan pengunjung. Grebeg Apem juga menjadi pembuka dari rangkaian kegiatan Ramadan yang diselenggarakan di masjid Agung Baitul Mukminin, termasuk di dalamnya Gema Sholawat dan Festival Kuliner Ramadan, serta kegiatan syiar dakwah lainnya.

Festival Kuliner Ramadhan juga merupakan acara tahunan yang diselenggarakan untuk memanfaatkan momen menjelang berbuka puasa, sehingga memudahkan masyarakat untuk mencari takjil dan makanan untuk berbuka, serta memberikan kesempatan kepada penjual untuk meningkatkan omzet dari hasil produk dan makanan yang dijual. Festival Kuliner Ramadhan dimulai dari pukul 15.00 WIB hingga 21.00 WIB selama bulan Ramadan. Adapun informasi mengenai peserta dan lokasi yaitu terdapat 20 pelaku usaha binaan Baznas Jombang yang akan berjualan di area parkir depan gedung Islamic Center.

Terdapat 50 pelaku usaha binaan Dinas Perdagangan dan Perindustrian yang akan berjualan disepanjang jalan Arief Rahman Hakim, atau jalan sebelah Barat dari Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang. Festival Kuliner Ramadhan juga merupakan acara tahunan yang diselenggarakan untuk memanfaatkan momen menjelang berbuka puasa, sehingga memudahkan masyarakat untuk mencari takjil dan makanan untuk berbuka, serta memberikan kesempatan kepada penjual untuk meningkatkan omzet dari hasil produk dan makanan yang dijual.

Waktu Festival Kuliner Ramadhan dimulai dari pukul 15.00 WIB hingga 21.00 WIB selama bulan Ramadan. Adapun informasi mengenai peserta dan lokasi yaitu terdapat 20 pelaku usaha binaan Baznas Jombang yang akan berjualan di area parkir depan gedung Islamic Center. Terdapat 50 pelaku usaha binaan Dinas Perdagangan dan Perindustrian yang akan berjualan disepanjang jalan Arief Rahman Hakim, atau jalan sebelah Barat dari Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang.

× Image