MER-C : Bantuan Melalui Udara Langkah Darurat
GAZA—Penyaluran bantuan melalui udara terpaksa dilakukan oleh sejumlah negara untuk memberikan bantuan bagi warga di Jalur Gaza Palestina yang masih mengalami blockade dan agresi berkepanjangan. Upaya droping bantuan melalui udara telah berhasil dilakukan oleh Yordania, UEA, Perancis, dan Amerika Serikat. Bahkan Raja Abdullah dari Yordania turunlangsung untuk mengkoordinasi droping bantuan melalui pesawat.
Indonesia juga berencana untuk mendrop bantuan kemanusiaan melalui udara ke Jalur Gaza. Hal ini diumumkan oleh Presiden RI, Joko Widodo, menyusul kesulitan dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan melalui jalur darat karena Israel menahan aliran bantuan tersebut.
Namun, Ketua Presidium MER-C, dr. Sarbini Abdul Murad justru menyayangkan penyaluran bantuan melalui udara ke Jalur Gaza dan tidak menyarankan hal serupa turut dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Ia berpendapat bahwa memberikan bantuan kemanusiaan melalui udara tidaklah bermartabat.
"Langkah ini tidaklah bermartabat. Sangat memilukan nurani kita ketika melihat warga Gaza berkuruman dan berebut bantuan serta mempertaruhkan nyawa dengan mengejar parasut bantuan yang jatuh di laut serta saling kuat-kuatan dalam merebut bantuan yang tidak seberapa dibanding dengan kebutuhan mereka," kata Sarbini.
Bahkan pada Jumat (8/3/2024), setidaknya lima orang dikabarkan meninggal dunia dan 10 lainnya terluka akibat paket bantuan yang dijatuhkan dari udara menimpa warga di kamp Al Shati sebelah barat Kota Gaza.
Untuk itu, Sarbini menyatakan bahwa cara seperti itu bukanlah suatu keputusan yang dapat membantu secara total persoalan kemanusiaan di Gaza. Tapi ironinya malah menggambarkan kekalahan dunia menghadapi sikap keras kepala Israel yang tidak peduli dengan tekanan dunia agar membuka akses bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza.
"Sampai kapan kita menonton drama kemanusiaan dengan Israel sebagai aktor dan Gaza sebagai korban," ujarnya.
Meski demikian, Sarbini menyampaikan bahwa niat Presiden patut diapresiasi namun perlu juga dikaji ulang efektifitas nya. Jangan sampai malah menimbulkan dan menambah korban di pihak warga Gaza.
Sarbini malah menyarankan agar Indonesia mendirikan RS Lapangan di Rafah Mesir.
"Mendirikan rumah sakit lapangan di Rafah Mesir adalah pilihan yang masuk akal dan memungkinkan dilakukan oleh Indonesia," katanya.
RS Lapangan menurut Sarbini dapat menjadi salah satu alternatif bantuan yang dapat diberikan Indonesia untuk turut mengatasi kelumpuhan sarana kesehatan di Jalur Gaza. Sarana kesehatan menjadi hal yang vital di tengah agresi yang masih terus berlangsung dan jumlah korban yang terus bertambah. Sementara rumah sakit di Mesir sebagai negara yang berbatasan langsung dengan Jalur Gaza juga sudah kewalahan menerima rujukan korban warga Gaza yang tak terbendung.