Diperlukan Percepatan Wakaf Uang Agar Potensi Rp 180 Triliun Dapat Terserap
TOPNEWS62.COM, JAKARTA—Fenomena wakaf uang menunjukkan potensi yang sangat besar di Indonesia. Dari potensi yang mencapai Rp 180 triliun setiap tahunnya baru terealisasi Rp 2,23 triliun atau masih kurang dari 2%.
Meskipun demikian, sejak program wakaf uang ini dicanangkan pada tahun 2010 pencapaiannya masih jauh dari harapan, Wakil Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI), Imam Teguh Saptono, menjelaskan bahwa hingga saat ini, jumlah akumulasi wakaf baru sekitar Rp 2,23 triliun. “Saat ini akumulasi wakaf uang baru mencapai Rp 2,23 triliun dari potensi yang Rp 180 triliun atau masih kurang dari 2% ,” ungkap Imam dalam acara Rakernas dan Workshop Forum Jurnalis Wakaf Indonesia (Forjukafi) yang diadakan di Hotel A-One, Jakarta, pada Sabtu (24/2/2024).
Menurut Imam, ada sejumlah faktor penyebab mengapa hal itu terjadi. Di antaranya, masih rendahnya literasi wakaf uang di masyarakat untuk kategori pengetahuan yang komprehensif.
“Kebanyakan pemahaman masyarakat masih terbatas pada wakaf tanah atau bangunan seperti masjid. Sementara literasi wakaf uang belum terlalu dipahami. Karenanya ini menjadi tugas jurnalis untuk meyebarkan informasi seluas-luasnya tentang wakaf uang di masyakarat,” ujarnya.
Menurut Imam, peningkatan literasi soal wakaf uang memang memerlukan strategi tersendiri karena berkaitan dengan instrumen keuangan perbankan. Saat ini ada sejumlah instrumen keuangan yang disediakan lembaga keuangan yang berkaitan dengan wakaf.
Di antaranya CWLS (Cash Waqf Linked Sukuk Ritel) Ritel, SLW (Sukuk Linked Waqh), atau CLWD (Cash Waqh Linked Deposit). “Instrumen-instrumen ini, dinilai masih terlalu rumit dipahami oleh masyarakat. Sehingga menjadi salah satu faktor belum maksimalnya penyerapan potensi wakaf uang di Indonesia,” ujar Imam.
Karenanya Imam mendorong semua pihak termasuk jurnalis untuk berperan serta meningkatkan literasi wakaf uang agar potensi yang diharapkan dapat tercapai. Namun begitu, menurut Iman, secara umum perkembangan wakaf di Indonesia sudah menunjukkan peningkatan kinerja yang sangat baik.
Imam mencontohkan saat ini luas tanah wakaf yang tercatat di Indonesia mencapai 57.263 Ha yang tersebar 440,512 lokasi. Selanjutnya pada 2023 lembaga wakaf yang tercatat juga meningkat menjadi 407 lembaga dan 44 bank syariah. “Sedangkan lembaga wakaf BWI saat ini sudah ada di seluruh Indonesia dimana terdiri 1 lembaga BWI Pusat, 24 BWI Provinsi dan 271 BWI Kabupaten kota,” katanya.
Dari sisi regulasi juga demikian, baik pemerintah pusat maupun daerah juga telah mengeluarkan sejmlah regulasi yang mendukung berkembangnya sektor wakaf. Saat ini, sudah ada terbit 31 regulasi di bidang wakaf. “Bukan hanya itu, setiap tahun ada peningkatan jumlah nazhir bersertifikat. Saat ini jumlah nazhir yang sudah tersertifikasi sebanyak 3.887 orang dari sekitar 400 ribu nazhir,” pungkasnya.