Home > Nasional

Dinkes Kota Depok Gelar Webinar Peringati Hari Kusta Sedunia

Dinas Kesehatan Kota Depok Gelar Webinar Awam Sosialisasi Penyakit Kusta dam Frambusia. Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Kusta Sedunia
Dok.Depok.go.id
Dok.Depok.go.id

TOPNEWS62.COM- Depok (19/02/2024) – Dinas Kesehatan Kota Depok Gelar Webinar Awam Sosialisasi Penyakit Kusta dam Frambusia. Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Kusta Sedunia yang diperingati pada minggu pekan terakhir bulan Januari setiap tahunnya.

Kusta dalam Konteks Budaya dan Sejarah penyakit kusta telah ada sejak zaman kuno dan telah menciptakan stigma yang kuat di sebagian besar masyarakat. Diperkirakan bahwa kusta pertama kali muncul di India sekitar 4.000 tahun yang lalu dan menyebar ke berbagai bagian dunia melalui perdagangan dan penjelajahan.

Kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae dan ditularkan melalui kontak langsung dengan penderita kusta. Gejala awal kusta sering kali meliputi bercak kulit yang kehilangan sensasi, serta kerusakan saraf perifer yang dapat menyebabkan kehilangan fungsi tubuh, terutama di tangan, kaki, dan wajah.

Meskipun kusta masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di beberapa negara, terutama di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, namun penemuan antibiotik yang efektif telah mengubah prognosis penyakit ini secara signifikan. Kusta sekarang dapat diobati dengan baik dengan kombinasi antibiotik selama beberapa bulan atau tahun, tergantung pada tingkat keparahan penyakit.

Meskipun kusta sekarang dapat diobati, stigma terhadap penyakit ini masih sangat kuat di beberapa masyarakat. Orang yang sembuh dari kusta sering menghadapi diskriminasi dan isolasi sosial, yang dapat berdampak negatif pada kualitas hidup mereka.

Kusta telah menjadi subjek dalam berbagai karya sastra dan seni, mencerminkan perjuangan manusia melawan penyakit dan stigma. Buku seperti "Ketika Angin Menyentuh Sawah" karya Putu Wijaya dan film seperti "Ben-Hur" menggambarkan bagaimana kusta mempengaruhi kehidupan dan persepsi masyarakat terhadap penderitanya.

Kusta adalah penyakit menular yang telah ada sejak zaman kuno dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di beberapa negara. Meskipun kusta sekarang dapat diobati dengan baik, stigma terhadap penyakit ini masih ada dan mempengaruhi kehidupan banyak orang yang terkena dampaknya. Penting bagi masyarakat untuk memahami fakta tentang kusta dan mengatasi stigma yang terkait dengan penyakit ini untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan peduli.

Kepala Dinkes Kota Depok, Mary Liziawati mengatakan, peringatan ini menjadi momen yang tepat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit kusta. Serta, menggaungkan diakhirinya stigma dan diskriminasi kepada penderita kusta dan orang yang pernah mengalami kusta. “Hari kusta tersebut merupakan kesempatan para penderita kusta untuk merayakan kehidupan mereka yang terkena dampak, meningkatkan kesadaran akan dampaknya dan mengatasi stigma buruk terhadap penyakit kusta,” tuturnya saat membuka webinar melalui zoom meeting.

Mary tegaskan, penyakit kusta merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi dan saluran pernafasan. Kusta umumnya dapat ditangani dan jarang menyebabkan kematian. Namun penyakit kusta, tambah Mary, beresiko menyebabkan cacat. Sehingga dapat membuat pasien kusta dapat beresiko mengalami diskriminasi yang berdampak pada kondisi psikologinya.

“Kusta ini masih menimbulkan masalah yang kompleks, tidak hanya dari segi medis tetapi meluas sampai ke masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan, hingga ketahanan nasional,” jelasnya.

Dikatakan Mary, hingga saat ini, penyakit kusta masi ditakuti masyarakat dan menimbulkan stigma pada penderita dan petugas kesehatan. Kondisi tersebut terjadi karena kurangnya pemahaman dan pengetahuan serta adanya kepercayaan yang keliru terhadap kusta dan cacat yang ditimbulkan. “Sehingga harapannya, melalui webinar ini dapat meningkatkan pengetahuan dan partisipasi masyarakat dalam penguatan jejaring dengan kader melalui upaya pencegahan dan penanggulangan kusta,” ungkapnya.

Untuk diketahui, webinar ini diikuti lurah, Puskesmas, kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Forum Kota Depok Sehat (FKDS), Forum Komunikasi Kecamatan Sehat (FKKS). Kemudian Pokja Sehat kelurahan, karang taruna, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), serta keluarga atau pendamping kusta. Selain itu juga menghadirkan narasumber dari Dinkes Provinsi Jawa Barat, Nunung Sumiati dan Dinkes Kota Depok Umi Zakiati.

× Image