Home > Nasional

FIKOM UP Jakarta, Kopel Indonesia Bawaslu Gelar Diskusi Publik Sosialisasi Penanganan Hoaks Pemilu

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila Jakarta bekerjasama dg Kopel Indonesia Bawaslu menyelenggarakan Diskusi Publik dan Sosialisasi Penanganan Hoaks Pemilu 2024. Diskusi ini diselenggarakan secara hybrid pada 25 Januari 2024
Dok.Universitas Pancasila Jakarta
Dok.Universitas Pancasila Jakarta

TOPNEWS62.COM- Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila Jakarta bekerjasama dg Kopel Indonesia & Bawaslu menyelenggarakan Diskusi Publik dan Sosialisasi Penanganan Hoaks Pemilu 2024. Diskusi ini diselenggarakan secara hybrid pada 25 Januari 2024 pukul 13 sampai 16 sore.

Para pembicara yang hadir yaitu Andi Mariattang sebagai Pembina Kopel Indonesia, Ronald dari Bawaslu dan Muhamad Rosit sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik Fikom Universitas Pancasila dan dimoderatori oleh Anwar selaku aktivis Kopel Indonesia.

“Dalam diskusi publik ini dibuka oleh Maharani dari Bappenas dengan pemaparan data hoaks menjelang pemilu 2024, banyaknya data hoaks ini menjadi indikator perlu penanganan yang baik agar tidak menurunkan kualitas demokrasi, ucapnya.”

Diskusi selanjutnya pemaparan dari Muhamad Rosit bahwa Hoaks pada pemilu 2024 ini selain menggunakan dan disebarkan melalui media sosial, mereka juga menggunakan Artificial intelegent (AI), papar Muhamad Rosit.

“ Jika masyarakat tidak memiliki leterasi digital yang baik, maka bisa dianggapnya informasi benar, padahal itu adalah video editan yang digunakan untuk kepentingan politik menjelang pemilu 2024. Salah satu contoh video AI Pak Soeharto menghimbau kepada publik untuk memilih partai tertentu. Dampak hoaks ini jika tidak segera ditangani akan mengancam demokrasi dan menciptakan polarisasi politik yang semakin tajam, kita perlu belajar dari pemilu 2014 dan 2019” Papar Muhamad Rosit.

Lebih lanjut, Muhamad Rosit juga mengajak, masyarakat berperhatian (attentive public) yang secara Pendidikan lebih baik dan sudah melek digital dan politik turut serta dalam memberikan literasi digital kepada masyarakat awam yang rentan menjadi korban hoaks dan propaganda politik.

” Penguatan literasi digital ini, kata Muhamad Rosit, perlu dilakukan secara berkelanjutan agar ada peningkatan dari segi kuantitas dan kualitas dari masyarakat.”

Selanjutnya pembahasan mengenai penanganan hoaks dipaparkan oleh Ronald dari Bawaslu.

“Untuk mengidentifikasi hoaks, Bawaslu sudah membuat detektor berupa situs Jarimu awasi pemilu”. Komunitas digital ini hadir sebagai solusi dalam melakukan pertukaran informasi, Pendidikan dan literasi digital dalam pengawasan pemilu untuk merespon lebih cepat terhadap disinformasi isu-isu pemilu serta tindak lanjut aduan konten,” Papar Ronald dari Bawaslu.

Sementara itu, perwakilan dari Kopel Indonesia, Andi Mariattang membahas bahwa situs detektor Hoaks yang diciptakan bawaslu mungkin relevan dengan geneasi Z dan milenial, tetapi belum tentu ibu-ibu mampu memanfaatkannya, karena mereka biasanya lebih suka dengan cara yang sederhana dan tidak mau yang rumit seperti itu.

” Oleh karena itu papar Mariattang, tugas bawaslu membuat penanganan hoaks ini lebih sederhana dan cepat serta bisa digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Jika ada suatu isu, maka bawaslu perlu cepat memberikan respon agar isu itu tidak viral lalu menjadi kontroversial dan pada akhirnya menciptakan ketegangan di tengah masyarakat.”

Diskusi ini selesai tepat jam 16.00 sore diakhiri dengan tanya jawab dari peserta dialok public dan sosialisasi di Universitas Pancasila.

“Anwar selaku moderator mengucapkan banyak terima kasih kepada para narasumber dan peserta atas partisipasi dalam dialog ini, kegiatan dialog semacam ini akan terus berlanjut sebagai wujud kepedulian terhadap penanganan hoaks di Indonesia yang semakin massif. “

× Image