Dari Santri Dhuafa Menjadi Imam, Kisah Lingkaran Kebaikan TPQ Asy-Syuhada Mitra BMH

TOPNEWS62.COM, BEKASI – Setiap sore, lantunan ayat suci Al-Qur’an menggema dari Masjid Asy-Syuhada, Harapan Indah, Kota Bekasi. Suara itu berasal dari 115 santri cilik, mayoritas yatim dan dhuafa, yang belajar dengan penuh semangat.
Di saf terdepan, berdiri seorang imam muda yang memimpin salat. Kisahnya begitu inspiratif—dulu ia adalah santri di tempat yang sama, kini ia kembali untuk mengabdi.
Sosok yang tak bisa dilepaskan dari perjalanan TPQ Asy-Syuhada adalah Ustaz Mu’min, Kepala Sekolah yang telah mengabdi sejak 2009. Baginya, mengajar bukan sekadar profesi, melainkan panggilan hati.
“Tempat ini sudah menjadi rumah kedua saya. Di sinilah hidup saya terasa paling berarti,” ungkapnya.
Kini, Ustaz Mu’min tengah mengusung mimpi baru. Ia ingin menghadirkan kelas komputer untuk para santri. Harapannya, ada 10 hingga 20 perangkat komputer yang bisa menunjang kemampuan anak-anak, sehingga mereka tidak hanya fasih membaca Al-Qur’an, tetapi juga melek teknologi.
Melihat semangat ini, Baitul Maal Hidayatullah (BMH) turut mendukung. Implementator BMH Jakarta, Adi Yusuf, menegaskan bahwa TPQ Asy-Syuhada merupakan potret nyata sinergi yang hidup.
“Inisiatif seperti ini menjadi aset berharga bagi umat. Kebaikan yang tumbuh di sini harus dirawat bersama,” ujarnya (18/9).
Adi menambahkan, BMH bersama salah satu mitra telah rutin memberikan dukungan kepada TPQ Asy-Syuhada setiap bulan selama lebih dari satu dekade.
Kisah TPQ Asy-Syuhada menjadi bukti nyata bahwa benih kebaikan yang ditanam dengan tulus akan tumbuh subur. Satu alumni telah kembali menjadi imam, ratusan lainnya tengah bersiap menyusul.
Mendukung mimpi mereka, sama artinya dengan ikut merawat masa depan. */Herim