Transformasi Industri Pulp dan Kertas
TOPNEWS62.COM, Jakarta – Meski kini menjadi salah satu pemimpin dunia di sektor pulp dan kertas, industri ini masih menghadapi tantangan besar, seperti keterbatasan bahan baku kertas daur ulang (KDU) dan ancaman kebijakan global seperti European Union Waste Shipment Regulation (EUWSR). Kebijakan ini diperkirakan dapat memengaruhi impor bahan baku dari Uni Eropa yang sangat dibutuhkan industri domestik.
Menurut Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, ketersediaan KDU di dalam negeri masih belum mencukupi kebutuhan industri. “Kami terus berupaya memperkuat tata kelola bahan baku, baik dari dalam negeri maupun impor, agar industri tetap dapat beroperasi secara optimal,” ungkap Putu.
Selain itu, sektor ini juga harus berhadapan dengan kebijakan Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) yang diterapkan Uni Eropa, serta tantangan dalam kerjasama Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Untuk menghadapi ini, pemerintah telah merumuskan strategi berupa hilirisasi, transfer teknologi, penerapan ekonomi sirkular, dan peningkatan recovery rate bahan baku di dalam negeri.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk nasional, menjaga keberlanjutan industri, dan memperluas akses pasar ekspor ke berbagai negara. “Kami juga mendukung pembinaan standar spesifikasi sektor KDU serta benchmarking teknologi untuk memastikan industri tetap kompetitif,” tambah Putu.