Inspirasi Moderasi Beragama: Silaturahmi Indonesia-Serbia di Masjid Bersejarah
TOPNEWS62.COM, 6 Desember 2024 – Moderasi beragama menjadi topik hangat dalam kunjungan Prof. Dr. Wardah Nuroniyah, S.H.I, M.S.I, Guru Besar Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ke Serbia. Dalam misi mempererat hubungan antarumat beragama, Prof. Wardah berkesempatan bertemu dengan Mufti, Imam Masjid, sekaligus Ketua Dewan Komunitas Islam Serbia, Muhamed Hamdi Jusufpahić, di Belgrade, Serbia. Ia turut didampingi oleh Malvino Giovanni Michiels, Sekretaris Pertama Bidang Sosial dan Budaya, serta Navira Shandra Prastiwi, Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Serbia.
Pertemuan berlangsung hangat dengan diskusi mendalam seputar Islam sebagai agama yang mempersatukan. “Islam berasal dari Tuhan, hadir sebagai alat pemersatu manusia. Ia tumbuh dari kerelaan hati yang paling dalam, menjelma menjadi iman. Dalam konteks sosial, Islam juga menjadi jembatan bagi hubungan antaragama, sebagaimana dicontohkan dalam Piagam Madinah,” ujar Mufti Jusufpahić.
Mufti Jusufpahić mengaku terinspirasi oleh cara Indonesia mengelola keberagaman. “Kami ingin belajar dari Indonesia, sebuah negara dengan keberagaman agama, bahasa, dan suku yang sangat kaya. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia menjadi model perjanjian sosial yang dapat kami pelajari,” tambahnya.
Sebagai bagian dari kunjungannya, Prof. Wardah melaksanakan salat di Masjid Bajarakali, salah satu masjid bersejarah yang menjadi simbol perjalanan panjang Islam di Serbia. Masjid yang berlokasi di Jalan Gospodar Jevremova, Belgrade, ini pertama kali dibangun pada tahun 1575 saat masa Kekaisaran Ottoman. Awalnya dikenal sebagai Cohadzi-masjid, yang diambil dari nama Hajji-Ali, seorang pedagang kain, masjid ini pernah beralih fungsi menjadi gereja Katolik selama pemerintahan Austria (1717–1739). Namun, ketika Ottoman kembali berkuasa, bangunan tersebut dikembalikan menjadi masjid.
Masjid Bajarakali, dengan kubah dan menaranya yang indah, kini menjadi saksi bisu harmoni lintas zaman. Dari 273 masjid yang pernah ada di Belgrade pada masa Ottoman, Bajarakali menjadi satu-satunya yang tersisa, membawa nilai sejarah dan spiritual yang dalam.
Kunjungan ini menjadi momentum berharga untuk memperkuat kerja sama dan bertukar pandangan tentang moderasi beragama, sekaligus mengingatkan pentingnya menjaga nilai-nilai kerukunan dalam keberagaman. "Indonesia dan Serbia dapat saling belajar untuk terus menumbuhkan harmoni di tengah perbedaan," pungkas Prof. Wardah.