Kondisi Sekolah MI dan MTs Al-Fitriyah: Miris tapi Penuh Semangat
TOPNEWS62.COM, BOGOR -- Kelompok 29 BSI Explore yang dipimpin oleh Khaila Anjani mengunjungi MI & MTs Al-Fitriyah, Desa Kemang, Kabupaten Bogor. Bersama Zulhijjah Ratnauly, Meutya Febi Santoso, dan Dewi Misna Hasibuan, mereka mendapati kondisi sekolah yang jauh dari kata layak. Meski begitu, semangat siswa-siswinya untuk belajar tetap tinggi.
Awalnya, kelompok ini berencana mengunjungi SDN Cimanggis. Namun, seorang pengemudi Grab merekomendasikan mereka melihat MI & MTs Al-Fitriyah yang kondisinya jauh lebih memprihatinkan. Ketika tiba, mereka disambut hangat oleh siswa dan guru.
Fasilitas Minim dan Infrastruktur Rusak
Bangunan sekolah ini sebagian besar rusak, dengan jendela, atap, dan toilet yang tidak layak. MTs hanya memiliki empat ruangan, sementara siswa di MI terpaksa belajar dalam kondisi ruangan yang panas tanpa kipas angin. Tidak ada perpustakaan, laboratorium, atau kantin. Saat ujian berbasis komputer, siswa harus membawa laptop pribadi.
"Kami sering kekurangan air di toilet dan mushola juga sudah lama tidak bisa digunakan," ujar Bu Mursiddah, guru MTs.
Masalah keamanan juga menjadi sorotan. Sekolah sering kehilangan barang, termasuk kabel listrik dan kipas angin, karena tidak adanya penjaga.
Minat Siswa dan Dana Operasional
Jumlah siswa terus menurun karena orang tua lebih memilih sekolah dengan fasilitas yang lebih baik. Akibatnya, dana BOS juga berkurang, membuat upaya perbaikan fasilitas semakin sulit. Saat ini, MTs hanya memiliki 28 siswa, sementara MI hanya 40 siswa.
"Kami sulit mendapat guru karena gaji yang kecil," jelas Pak Khoerudin, guru MI.
Semangat Belajar yang Tinggi
Meski dalam keterbatasan, semangat para siswa tetap membara. Mereka bermimpi memiliki perpustakaan dan fasilitas belajar yang lebih baik. "Aku ingin ada perpustakaan biar bisa baca-baca buku," harap Ilham, siswa kelas 7.
Kehadiran mahasiswa BSI Explore memberi angin segar bagi sekolah ini. Dengan dukungan komunitas dan program pengabdian, diharapkan sekolah ini dapat bertahan dan berkembang.
"Kami berharap ada lebih banyak pihak yang peduli agar pendidikan di sini bisa lebih baik," tutup Pak Khoerudin penuh harapan.