Melalui Jalan Terjal Disela Perbukitan, Tergambar Harapan Warga Muallaf di Pulo Tebu
TOPNEWS62.COM, Karo - Kurang lebih sepekan yang lalu, tepatnya di Senin, (23/9), tim BMH Sumatera Utara mengunjungi warga Muallaf di desa Pulo Tebu Kecamatan Kuta Buluh Kabupaten Karo, dalam rangka menyalurkan Sembako dan Peralatan Sholat muslimah. Perjalanan ditempuh sekitar 5 jam dengan jarak 135 kilometer dari kota Medan.
Setibanya di sana, diluar dugaan, Tim BMH mendapati kondisi Masjid mereka yang berukuran 36 M² sudah sangat memprihatinkan untuk dijadikan tempat sholat yang layak.
Namun bagaimanapun kondisinya, masjid ini tetap menjadi harapan bagi komunitas muallaf disana. Meski terbuat dari bahan dasar kayu, masjid ini menyimpan banyak kisah tentang perjalanan iman dan spiritual warganya. Namun, seiring berjalannya waktu, Masjid ini mengalami banyak kerusakan. Sangat memperihatinkan.
Untuk mencapai desa Pulo Tebu, Tim BMH harus melewati jalan terjal yang berliku disela perbukitan dan perkebunan warga. Kondisi dalam perjalanan ini mencerminkan perjuangan warga desa yang tidak mengenal lelah untuk memakmurkan desanya. Meski muslim adalah penduduk minoritas di desa tersebut, mereka kokoh menjaga toleransi sesama ummat beragama lainnya.
Masjid Nurul Huda bukan hanya tempat ibadah muallaf, tapi juga sebagai simbol toleransi yang kuat, betapa tidak, lokasi masjid tersebut berada ditengah komunitas warga kristen. "Disekitar Masjid ini Pak, hanya ada 2 KK warga muslim, yang lainnya jauh mereka", ujar Pak Sofyan Sitepu, Warga yang tinggal dekat Masjid. "Lokasi Masjid ini wakaf dari otangtua pak Kades" Tambahnya.
Sayangnya, simbol keteguhan iman warga dan toleransi tersebut, kondisinya semakin memprihatinkan. Atap seng yang dulunya kuat kini berkarat dan bocor, dan dindingnya mulai rapuh akibat dimakan rayap. Halaman yang rendah dibanding permukaan jalan yang mengakibatkan becek saat hujan. Banyak bagian yang memerlukan perbaikan agar masjid bisa terus menjadi tempat berlindung bagi jiwa-jiwa yang mencari ketenangan. Kondisii itu menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan dan kenyamanan jamaah saat beribadah.
Melalui pak Sofyan, masyarakat setempat sangat menyadari pentingnya masjid ini. Bagi mereka, masjid bukan hanya sekadar bangunan, tetapi merupakan pusat kegiatan keagamaan dan sosial. Keinginan untuk merenovasi masjid semakin kuat, meski dana menjadi kendala utama.
Mereka akan bertekat menggalang dana dari warga desa. Namun meskipun itu mereka lakukan, kecil kemungkinan bisa mewujudkan Masjid baru yang layak. Maklum, penghidupan mereka hanya bersumber dari pertanian yang hasilnya lebih kerap tidak menggembirakan.
"Mereka berharap agar dapat membangun Masjid yang ukurannya lebih layak agar dapat dengan leluasa digunakan untuk beragam kegjatan keagamaan dan sosial warga, dan tentu agar dapat menghadirkan kenyamanan saat beribadah" Tutur Lukman, Ketua BMH Sumut.
"Kondisi masyarakat muallaf dan Masjid Nurul Huda di desa Pulo Tebu ini mengirim pesan kepada kita semua, untuk kita mencurahkan perhatian, agar iman warga muslim disana dapat terjaga, sehingga sangat penting untuk bergerak bersama menyatukan kepedulian agar Masjid yang baru dapat terbangun. Masjid bagi mereka tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga simbol semangat dan persatuan bagi warga Pulo Tebu, yang terus berjuang meski harus menempuh beragam cobaan dan jalan terjal untuk menjaga keimanan mereka" Demikian menutup kesannya. */bams