Home > Travel dan Haji

Haji 2024: Dapat Apresiasi Publik, Namun Hadapi Tekanan Politik

Keberhasilan penyelenggaraan haji tahun 2024 sangat signifikan mengingat Indonesia mendapatkan kuota terbesar sepanjang sejarah
Dok. Kemenag
Dok. Kemenag

TOPNEWS62.COM, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis hasil survei Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (IKJH) tahun 2024 pada Jumat (20/9). Hasilnya sangat memuaskan dengan skor 88,20 dari skala 100, menjadikannya salah satu yang terbaik selama 14 tahun terakhir, hanya kalah dari tahun 2022 yang mencapai 90,45. Perbandingan dengan 2022 sendiri agak sulit karena pada tahun tersebut kuota jemaah haji hanya 45% dari normal akibat pandemi Covid-19.

Keberhasilan penyelenggaraan haji tahun 2024 sangat signifikan mengingat Indonesia mendapatkan kuota terbesar sepanjang sejarah, yaitu 241.000 jemaah, lebih banyak dari kuota normal 221.000 dengan tambahan 20.000 jemaah. Mengelola dan melayani sebanyak itu dalam waktu terbatas jelas bukan tugas yang mudah, tetapi pemerintah mampu menuntaskannya dengan hasil yang memuaskan.

Salah satu indikator keberhasilan yang menonjol adalah turunnya angka kematian jemaah haji. Pada tahun 2024, jumlah jemaah yang wafat tercatat sebanyak 461 orang, jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 773 orang. Penggunaan skema "murur" atau melintas di Muzdalifah tanpa turun dari bus menjadi salah satu inovasi yang berhasil mengurangi kelelahan, terutama bagi jemaah lansia dan berisiko tinggi.

Selain itu, berbagai perbaikan fasilitas dan layanan lainnya turut mendukung kenyamanan jemaah. Contohnya adalah penambahan bus shalawat yang lebih ramah lansia, peningkatan fasilitas fast track di tiga bandara (yang sebelumnya hanya ada di Jakarta), serta makanan khas Indonesia yang lebih bervariasi berkat penambahan bumbu nusantara dalam penyajian makanan. Semua upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan haji.

Program haji tahun 2024 yang masih mengusung tema "Haji Ramah Lansia" juga diwujudkan melalui tindakan nyata. Mulai dari penyediaan makanan khusus lansia, kegiatan senam yang ramah bagi mereka, hingga program safari wukuf yang dirancang untuk mempermudah jemaah lansia dalam menjalankan ibadah haji sesuai kondisi fisik mereka.

Apresiasi dari Publik

Menteri Agama RI dalam penutupan operasional haji tahun 2024 menegaskan bahwa suksesnya penyelenggaraan haji ini diformulasikan melalui skema 4-3-5: empat program perdana, tiga pengembangan ekosistem ekonomi haji, dan lima inovasi haji tahun 2024.

Di era digital yang serba terbuka ini, penyelenggaraan haji tidak bisa lagi ditutup-tutupi. Jemaah dapat berbagi pengalaman langsung melalui media sosial, memberikan testimoni tentang layanan yang mereka terima. Tak heran, sebagian besar jemaah haji 2024 memberikan ulasan positif, yang turut didukung oleh hasil survei ilmiah dari BPS.

Sesuai dengan penilaian objektif BPS, mayoritas jemaah menyatakan puas dengan layanan haji tahun ini. Kesaksian mereka murni berdasarkan pengalaman pribadi, yang mana kebenarannya terverifikasi melalui metode riset yang digunakan oleh BPS. Namun, Menteri Agama mengakui bahwa masih ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki dalam penyelenggaraan haji di masa mendatang.

Tantangan Politik

Meskipun menerima apresiasi luas dari publik, penyelenggaraan haji 2024 tidak lepas dari kritik, terutama dari beberapa pihak yang menginginkan pembentukan panitia khusus (pansus) untuk mengevaluasi pelaksanaannya. Kritik ini dianggap tidak relevan jika dilihat dari hasil survei IKJH yang jelas menunjukkan kepuasan jemaah.

Pelaksanaan haji di negara lain, seperti Arab Saudi, memang memerlukan diplomasi yang intens dari pemerintah Indonesia, mengingat keterbatasan kontrol penuh dalam mengelola aspek-aspek seperti tenda di Arafah dan Mina, yang memiliki keterbatasan area sementara jumlah jemaah meningkat. Hal serupa berlaku di Muzdalifah, di mana jemaah harus menyesuaikan diri dengan kondisi setempat.

Namun, untuk aspek yang berada dalam kendali pemerintah Indonesia, seperti transportasi, konsumsi, dan akomodasi, semua telah dikelola dengan baik dan sesuai dengan ekspektasi para jemaah. Meski demikian, setiap penyelenggaraan haji tetap akan menjadi bahan evaluasi guna memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kualitas layanan di tahun-tahun mendatang.

Haji merupakan ibadah besar yang membutuhkan kerja keras, inovasi, dan kesungguhan dalam meningkatkan layanan. Tantangan akan selalu ada, tetapi dengan sikap tawadhu dan semangat memperbaiki, penyelenggaraan haji di Indonesia terus menunjukkan peningkatan. Keberhasilan tahun ini menjadi bukti nyata bahwa pemerintah berkomitmen menyediakan layanan terbaik bagi para jemaah.

× Image