Keagungan Makkah dan Madinah: Menapak Tilas Jejak Para Nabi
TOPNEWS62.COM, Sebelum benar-benar menginjakkan kaki di sana, Makkah dan Madinah sudah membangkitkan imajinasi sebagai "kota suci" di mana para Nabi besar pernah hadir dan menyebarkan ajarannya. Makkah terkenal sebagai tempat yang pernah disinggahi tiga Nabi besar: Nabi Ibrahim, Nabi Isma'il, dan Nabi Muhammad Saw. Sementara itu, Madinah, yang dahulu dikenal sebagai Yatsrib, adalah kota di mana Nabi Muhammad Saw. menghabiskan banyak waktu berdakwah.
Jejak sejarah para Nabi ini terlihat dalam berbagai fakta sosial dan budaya. Nabi Ibrahim a.s., yang dikenal sebagai Bapak Monoteisme, adalah pendiri Ka'bah. Selain itu, wilayah Mina, Muzdalifah, Arafah, serta Bukit Safa dan Marwah di Makkah menyimpan kisah-kisah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Isma'il a.s. Sementara itu, Nabi Muhammad Saw. meninggalkan jejaknya di gua Hira', gua Tsur, Thaif, Hudaibiyah, dan Ji'ranah.
Nama "Ahmad" sering muncul dalam kitab-kitab suci sebagai inisial yang merujuk kepada para Nabi yang diutus Allah, menandakan kedatangan Nabi terakhir, khatam al-anbiya' wal mursalin. Salah satu derivasi dari nama Ahmad adalah Muhammad, nama Nabi terakhir.
Kota-kota yang menjadi tempat tinggal para Nabi Allah juga dianggap suci sebagai bentuk penghormatan kepada mereka, terutama kepada Nabi Muhammad Saw. Makkah al-Mukarramah dan Madinah al-Munawwarah dikenal sebagai kota "haram" yang suci bagi umat Islam di seluruh dunia, dengan sebutan "Haromain". Kedua kota ini memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan. Selain menjadi tujuan ibadah haji tahunan bagi yang mampu, kota-kota ini juga dapat dikunjungi melalui ibadah umrah kapan saja sesuai ketentuan pihak Khadimul Haramain.
Beribadah di dua kota suci ini memiliki pahala yang sangat istimewa, dengan salat di Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah yang bernilai berlipat ganda. Di antara keistimewaan tersebut adalah keberadaan Ka'bah di Makkah dan Raudlah di Madinah, serta maqbarah Nabi Muhammad Saw. Doa-doa yang dipanjatkan di tempat-tempat ini diyakini mustajab.
Setelah menyaksikan langsung dua "kota suci" tersebut, setiap umat Islam di dunia mungkin memiliki kesan yang berbeda, tergantung pada pengetahuan agama mereka, kedalaman ilmu, dan motivasi beribadah di dua tempat ini yang juga berbeda secara geografis dan tata kelola kota.
Madinah, sebagai kota pertama dalam sejarah Islam, memiliki suasana yang lebih berkeadaban dan inklusif. Sementara itu, Makkah, sebagai "kota tua" bersejarah, terus beradaptasi dengan dunia modern, dengan pembangunan gedung-gedung pencakar langit yang semakin marak. Wallahu a'lam.
Ditulis oleh Ibnu Wahid Madsari, jemaah haji 2024.