Home > Travel dan Haji

Tiga Upaya PPIH Sukses Mempercepat Mobilisasi Jemaah dari Arafah dan Muzdalifah ke Mina

pergerakan jemaah dari Muzdalifah ke Mina tahun ini berjalan lancar
Dok.kemenag
Dok.kemenag

TOPNEWS62.COM, Makkah – Pergerakan jemaah haji Indonesia dari Muzdalifah ke Mina tahun ini berlangsung sukses dan lancar. Seluruh jemaah berhasil diberangkatkan ke Mina hingga pukul 07.37 Waktu Arab Saudi (WAS), sebelum matahari terik.

"Alhamdulillah, pergerakan jemaah dari Muzdalifah ke Mina tahun ini berjalan lancar. Pada pukul 07.37 WAS, seluruh jemaah telah diberangkatkan dari Muzdalifah menuju Mina. Cuaca saat itu masih cerah dan belum terlalu panas. Ini patut kita syukuri karena jemaah tidak kepanasan di Muzdalifah, seperti yang terjadi pada musim haji tahun lalu,” kata Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief, di Makkah, Senin (17/6/2024).

Pada penyelenggaraan ibadah haji 1444 H/2023 M, pergerakan jemaah dari Muzdalifah ke Mina mengalami keterlambatan, dengan pemberangkatan berlangsung hingga pukul 13.30 WAS. Pengalaman tersebut memberikan pelajaran berharga mengenai pentingnya langkah-langkah strategis untuk mempercepat mobilisasi jemaah dari Muzdalifah ke Mina.

Hilman Latief menjelaskan, keberhasilan pergerakan jemaah dari Arafah dan Muzdalifah ke Mina menjadi perhatian utama Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). Sejak awal, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas telah meminta PPIH untuk melakukan langkah-langkah antisipatif.

Menurut Hilman, setidaknya ada tiga upaya utama yang dilakukan PPIH, yaitu penerapan skema murur, penguatan koordinasi lintas pihak, serta penyiapan kesiagaan petugas haji.

"Antisipasi keterlambatan pergerakan jemaah dari Arafah dan Muzdalifah ke Mina terus diupayakan. Alhamdulillah, kemarin berjalan sukses dan berhasil," kata Hilman.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh petugas yang disiplin menjalankan tugas di pos masing-masing dengan segala dinamika dan situasi yang dihadapi di lapangan. Namun, tugas kita belum selesai. Semua petugas harus memastikan layanan di Mina berjalan sesuai rencana. Ini menuntut kedisiplinan dan koordinasi petugas," lanjutnya.

Penerapan Skema Murur

Mabit di Muzdalifah dengan skema murur adalah bermalam dengan cara melintas di Muzdalifah setelah wukuf di Arafah. Jemaah tetap berada di atas bus saat melintasi Muzdalifah dan langsung menuju tenda di Mina.

"Skema murur diterapkan untuk menjaga keselamatan jemaah haji dari potensi kepadatan di area Muzdalifah yang terbatas. Jemaah cukup melintas di Muzdalifah dan langsung menuju Mina," jelas Hilman.

Hilman menjelaskan, area yang diperuntukkan bagi jemaah haji Indonesia seluas 82.350 m². Pada 2023, area ini ditempati sekitar 183.000 jemaah haji Indonesia yang terbagi dalam 61 maktab. Tahun ini, 213.320 jemaah dan 2.747 petugas haji akan menempati seluruh area Muzdalifah, dengan ruang yang tersedia semakin terbatas karena adanya pembangunan toilet yang mengambil 20.000 m² dari area tersebut.

Dok. kemenag
Dok. kemenag

"Ruang di Muzdalifah menjadi semakin sempit dan berpotensi menimbulkan kepadatan luar biasa yang dapat membahayakan jemaah. Oleh karena itu, skema murur diterapkan saat mabit di Muzdalifah," terang Hilman.

Sebanyak 53.863 jemaah mengikuti skema murur. Mereka diberangkatkan dari Arafah mulai pukul 19.00 WAS. Setiap maktab menyediakan 4 bus khusus untuk membawa jemaah dari Arafah melewati Muzdalifah langsung ke Mina. Pergerakan ini selesai pada pukul 01.39 WAS.

"Alhamdulillah, penerapan skema murur berhasil mengurangi kepadatan di Muzdalifah, sehingga mempercepat pergerakan jemaah dari Muzdalifah ke Mina," tambahnya.

Penguatan Koordinasi

Mobilisasi jemaah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) sepenuhnya berada di bawah kewenangan otoritas Arab Saudi. Oleh karena itu, penguatan koordinasi antara PPIH dan pihak Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, Naqabah (Organda Saudi), dan Masyariq sangat penting.

Proses koordinasi dilakukan sebelum hingga selama penyelenggaraan puncak haji. Pada 16 Juni 2024, pihaknya secara intensif melakukan pembahasan dengan para pihak untuk mengantisipasi kepadatan di Muzdalifah.

"Kami berdiskusi dengan pihak Kemenhaj, Naqabah, dan Masyariq untuk mematangkan langkah antisipasi agar sebelum terik matahari, jemaah sudah bergeser ke Mina seluruhnya," kata Direktur Layanan Haji Luar Negeri, Subhan Cholid, setelah memantau pelaksanaan Wukuf di Arafah.

Sebagai contoh, setelah melihat kondisi jalur Muzdalifah-Mina, otoritas Saudi sepakat menambah bus tambahan untuk mengangkut jemaah dari Muzdalifah ke Mina melalui pintu belakang.

Dok.kemenag
Dok.kemenag

Penyiapan Petugas

Kesiapan petugas haji juga menjadi salah satu upaya PPIH dalam mempercepat pergerakan jemaah dari Muzdalifah ke Mina. Lebih dari 425 petugas diterjunkan untuk membantu jemaah, baik saat kedatangan di Muzdalifah maupun pemberangkatan ke Mina.

Sejak awal, petugas disiapkan untuk memberikan layanan terbaik kepada jemaah haji selama di Muzdalifah, termasuk memastikan ketersediaan air minum. Mereka juga diminta untuk mengatur pergerakan jemaah saat tiba dan berangkat dari Muzdalifah.

"Jemaah di Muzdalifah terbagi dalam 73 maktab. Setiap maktab ditempatkan enam petugas yang mengatur pergerakan jemaah dari kedatangan hingga pemberangkatan ke Mina," kata Subhan.

"Petugas datang lebih awal ke Muzdalifah, sebelum jemaah tiba, dan meninggalkan tempat setelah memastikan seluruh jemaah di maktab masing-masing sudah bergerak dari Muzdalifah ke Mina," tandasnya.

× Image