Home > Nasional

Pergerakan Pesawat dan Penumpang saat Arus Balik di Soekarno-Hatta: Kolaborasi untuk Keselamatan

Optimasi Runway dan Kolaborasi: Persiapan Menhub Hadapi Puncak Arus Balik di Bandara Soekarno-Hatta
Dok.dephub.go.id
Dok.dephub.go.id

TOPNEWS62.COM - Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, melakukan pengecekan terhadap pergerakan penumpang dan pesawat selama masa arus balik di Bandara Soekarno-Hatta pada Jumat (12/4). Pada puncak arus mudik, terjadi peningkatan signifikan dengan 1.236 penerbangan dan 187.750 penumpang pada H-4 atau 6 April 2024. Sementara itu, pada hari pascapuncak arus mudik (saat tinjauan dilakukan), tercatat 843 penerbangan dengan 121.325 penumpang pada 11 April 2024.

Menhub menggarisbawahi bahwa pergerakan di Bandara Soekarno-Hatta mendekati angka tahun 2019, khususnya dengan jumlah penumpang yang lebih besar dari sebelumnya. Hal ini menunjukkan peningkatan signifikan, terutama di Jakarta (101%) dan Bali (104%), yang merupakan hasil dari kolaborasi yang baik di antara pihak terkait.

Dengan mendekati puncak arus balik yang diperkirakan terjadi pada Minggu (14/4) hingga Senin (15/4), Menhub mendorong kolaborasi lebih lanjut untuk memastikan keselamatan dalam perjalanan mudik. Ia mengingatkan akan potensi kepadatan, terutama di area bagasi, dan mengimbau maskapai untuk mempersiapkan diri menghadapi lonjakan jumlah pergerakan.

Selain itu, Menhub meminta AirNav Indonesia untuk mengoptimalkan penggunaan runway ketiga Bandara Soekarno-Hatta, sehingga kedua dan ketiga runway dapat digunakan secara bersamaan untuk pendaratan. Dengan penerbangan maksimal sebanyak 110 per jam, diharapkan dapat mengakomodasi lonjakan pergerakan pesawat.

Untuk mengurangi kepadatan selama arus balik, Menhub menyarankan pemudik untuk pulang lebih awal. Selain itu, pemerintah telah menyiapkan skenario untuk mengantisipasi kemungkinan kepadatan yang tetap terjadi, termasuk penegakan hukum terhadap travel gelap.

Menhub juga mengunjungi Jakarta Air Traffic Service Center di Bandara Soekarno-Hatta, dimana ia mengapresiasi kembalinya kendali atas ruang udara Kepulauan Riau dan Natuna ke Indonesia setelah perjanjian dengan Singapura. Hal ini dianggap sebagai langkah positif untuk meningkatkan pendapatan negara dari layanan navigasi penerbangan

× Image