Peningkatan Pengawasan Bus Pariwisata untuk Keselamatan Wisatawan
TOPNEWS62.COM, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sekaligus Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, menekankan pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam memperkuat pengawasan terhadap kelaikan bus pariwisata di Indonesia. Hal ini disampaikan Sandiaga dalam acara "The Weekly Brief With Sandi Uno" yang berlangsung di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, pada Senin (13/5/2024).
Pernyataan ini muncul sebagai respons atas kecelakaan tragis yang melibatkan bus pariwisata yang mengangkut siswa SMK Lingga Kencana di Subang, Jawa Barat, pada 11 Mei 2024. Kecelakaan ini mengakibatkan 11 korban jiwa dan puluhan lainnya luka-luka. Sandiaga menegaskan bahwa kejadian ini dipicu oleh kondisi kendaraan yang tidak laik jalan, sehingga diperlukan peningkatan pengawasan dan manajemen krisis.
"Insiden ini menunjukkan pentingnya peningkatan pengawasan kelaikan bus pariwisata," ujar Sandiaga. Ia mendorong penggunaan aplikasi Sistem Perizinan Online Angkutan Darat dan Multimoda (SPIONAM) dari Kementerian Perhubungan sebagai alat untuk memastikan kelaikan bus pariwisata. "Kita harus terus memberikan edukasi dan informasi kepada para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif untuk mengecek data di Kementerian Perhubungan dan asosiasi agen perjalanan melalui aplikasi SPIONAM. Dengan demikian, kita bisa mencegah kejadian serupa di masa depan," tambahnya.
Staf Ahli Menparekraf Bidang Manajemen Krisis, Fadjar Hutomo, menambahkan bahwa Kemenparekraf terus menyosialisasikan pentingnya memilih bus pariwisata yang lulus uji laik. "Sosialisasi ini dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif, mengingat tingginya frekuensi kejadian dan korban yang ditimbulkan," kata Fadjar.
Fadjar juga menekankan perlunya intervensi ke usaha pariwisata yang berada di bawah pembinaan Kemenparekraf, seperti biro perjalanan wisata dan pengelola tempat wisata. Ia menyerukan peran aktif asosiasi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dalam memperhatikan kelaikan bus, jadwal perjalanan, dan fasilitas istirahat bagi pengemudi. "Masyarakat harus terus diedukasi agar hanya memilih bus pariwisata yang lulus uji laik melalui aplikasi SPIONAM," ujarnya.
Kecelakaan bus Putera Fajar yang membawa siswa dan guru SMK Lingga Kencana di kawasan Ciater, Subang, terjadi akibat bus yang terguling. Investigasi menemukan bahwa bus tersebut tidak memiliki izin angkutan dan status lulus uji berkalanya telah kedaluwarsa sejak 6 Desember 2023. Tragedi ini menekankan urgensi peningkatan pengawasan dan edukasi terkait kelaikan bus pariwisata demi keselamatan para wisatawan.
Dengan memperkuat pengawasan kelaikan bus pariwisata, diharapkan sektor pariwisata Indonesia dapat memberikan pengalaman yang aman dan menyenangkan bagi semua wisatawan. Upaya kolaboratif antara pemerintah, pelaku pariwisata, dan masyarakat menjadi kunci dalam mewujudkan hal ini.